Rio de Janeiro, Brasil (ANTARA) – BRICS, organisasi multinasional yang baru saja Indonesia gabung sebagai anggota penuh, tidak punya niat buruk terhadap negara lain, terutama Amerika Serikat, menurut Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir.
“Sebenernya, KTT yang dihadiri presiden kita sama sekali gak bermaksud melawan AS atau negara lain,” kata Nasir di Pangkalan Udara Galeao Rio setelah Presiden Prabowo Subianto berangkat ke Brasilia untuk pertemuan bilateral pada Senin (7 Juli) waktu setempat.
Pernyataannya ini menanggapi ancaman Presiden AS Donald Trump yang mau naikin tarif impor buat negara-negara BRICS.
Nasir ngejelasin bahwa fokus utama BRICS adalah memperkuat kerjasama antar negara berkembang untuk hadapi tantangan global, bukan buat picu persaingan dengan negara besar.
Wamenlu juga nandasin bahwa tidak ada agenda di KTT BRICS ke-17 di Rio de Janeiro yang dirancang buat rugikan kepentingan negara berkembang atau negara lain.
“Malah, topik yang dibahas di agenda mencakup isu lingkungan dan kesehatan. Kita juga bahas situasi global terkait multilateralisme dalam pertemuan kemarin,” tambahnya.
Sabtu malam, Presiden Trump ngegertak bahwa negara yang ikut “kebijakan anti-Amerika” BRICS bakal kena tarif impor tambahan 10 persen. “Gak ada pengecualian buat kebijakan ini,” tulisnya di platform Truth Social.
Peringatan Trump ini berbarengan dengan kehadiran Presiden Prabowo Subianto dan pemimpin dunia lain di KTT BRICS ke-17 di Rio de Janeiro, Brasil.
Di hari yang sama, Trump mulai kirim surat ke kepala negara buat umumkan tarif impor final yang bakal AS terapkan ke negara mereka.
Untuk Indonesia, Trump memutuskan gak nurunin tarif “timbal balik” 32 persen yang diumumin bulan April, meski udah ada negosiasi panjang antara perwakilan Indonesia dan AS, seperti yang dia sampaikan ke Presiden Prabowo di surat tertanggal 7 Juli.
Berita terkait: Trump pertahankan tarif impor 32 persen untuk Indonesia
Berita terkait: Indonesia ajukan penawaran terbaik kedua soal tarif timbal balik ke AS
Penerjemah: Andi Firdaus, Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025