Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menekankan bahwa penanganan bencana pemerintah Indonesia untuk banjir dan longsor di Sumatra sudah merupakan upaya skala nasional sejak dimulai pada 26 November 2025.
Pernyataan ini dibuat menanggapi sejumlah pihak yang mempertanyakan mengapa status bencana nasional belum juga ditetapkan oleh pemerintah.
Dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Jumat, dia menyatakan bahwa pemerintah langsung mengerahkan sumber daya nasional setelah bencana melanda tiga provinsi di Sumatra yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Dia merinci bahwa lebih dari 50.000 personel, termasuk anggota TNI, Polri, Basarnas, serta relawan, telah dikirim ke provinsi-provinsi terdampak.
Pada minggu pertama saja, catatnya, 26.000 personel TNI AD sudah ditempatkan di daerah-daerah yang terkena bencana.
Lebih lanjut, Sekretaris Kabinet itu membantah klaim bahwa dana bantuan bencana tidak dapat diakses dari pemerintah pusat kecuali status bencana nasional resmi ditetapkan.
Menurut dia, Presiden Prabowo Subianto sejak awal menekankan bahwa pemerintah akan mengalokasikan dana hingga Rp60 triliun secara bertahap untuk upaya rekonstruksi.
Anggaran ini akan digunakan untuk membangun kembali perumahan sementara dan permanen, fasilitas pemerintah daerah, bahkan kantor kecamatan yang rusak akibat banjir dan tanah longsor.
“Seluruh 52 bupati dan wali kota juga sudah langsung menerima dana,” tambahnya.
Wijaya juga menyebutkan bahwa lebih dari 100 kapal, pesawat, dan helikopter telah dikerahkan untuk distribusi logistik, bersama sekitar 1.000 unit alat berat untuk mendukung evakuasi dan pemulihan infrastruktur.
Dia mengakui bahwa pemulihan infrastruktur akan memakan waktu, mengingat banyaknya jembatan yang runtuh dan jalan yang terputus, tetapi menyatakan bahwa konektivitas sedang dipulihkan secara bertahap.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa per 19 Desember, korban jiwa dari banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatra telah mencapai 1.072 orang, dengan 186 orang masih dinyatakan hilang.
Bencana tersebut telah merusak sekitar 147.000 rumah, 145 jembatan, dan 434 rumah ibadah di 52 kabupaten dan kota di ketiga provinsi.
Berita terkait: Jakarta rencanakan doa bersama untuk korban banjir Sumatra di Malam Tahun Baru
Berita terkait: Karnavian klarifikasi klaim meremehkan bantuan Malaysia ke Aceh
Penerjemah: Mentari D, Andi F, Raka Adji
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025