Jakarta (ANTARA) – Indonesia bersiap menerima gelombang baru barang-barang budaya yang dikembalikan dari Amerika Serikat, termasuk patung Surocolo bersejarah yang saat ini dipegang oleh The Metropolitan Museum of Art (The Met).
Pejabat menyebut ini sebagai titik balik dalam restitusi budaya internasional.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengumumkan pada Sabtu bahwa repatriasi ini menandai babak baru dalam upaya Indonesia untuk mendapatkan kembali benda-benda warisan yang dibawa ke luar negeri. The Met secara proaktif memulai pengembalian patung perunggu Surocolo setelah mengidentifikasinya sebagai artefak Indonesia yang hilang.
“Ini menciptakan preseden,” kata Fadli. “Kami harap institusi besar lain akan mengikuti dalam mengembalikan benda-benda yang mungkin didapat dengan cara yang dipertanyakan. Ini adalah momen yang harus kita bangun.”
Patung Surocolo adalah satu dari enam benda budaya yang rencananya akan dikembalikan, bersama dengan patung perunggu dari era Kerajaan Sriwijaya dan benda-benda terakota.
Langkah ini menyusul pengembalian sebelumnya, termasuk enam patung perunggu dan sebuah patung yang diserahkan oleh Jaksa Daerah New York.
Rencana repatriasi dibahas di Jakarta selama pertemuan antara Menteri Fadli dan Konsul Jenderal Indonesia di New York, Winanto Adi.
Winanto mencatat bahwa direktur The Met secara pribadi telah mengunjungi Konsulat Indonesia dan melakukan perjalanan ke Borobudur untuk menelusuri asal-usul patung—sebuah tindakan tanpa preseden yang membuka pintu untuk kerjasama lebih lanjut.
“Ini adalah kesempatan besar untuk Indonesia,” kata Winanto. “Ini menandakan dialog baru tentang akuntabilitas budaya.”
Upaya repatriasi ini adalah bagian dari dorongan lebih luas Indonesia untuk menegakkan kedaulatan budaya dan memerangi perdagangan barang kuno secara ilegal.
Otoritas AS, termasuk satuan tugas New York yang dibentuk sepuluh tahun lalu, telah menyita ribuan artefak Asia Tenggara—banyak di antaranya sekarang dilacak kembali ke negara asalnya dengan bantuan para ahli regional.
Indonesia berupaya memperluas kerjasama internasional dengan museum, penegak hukum, dan lembaga budaya untuk mempercepat pengembalian warisannya dan mencegah penyelundupan di masa depan.
Berita terkait: Indonesia akan klaim kembali 28.000 fosil prasejarah dari Belanda
Berita terkait: Menteri Indonesia sebut pengembalian artefak kunci untuk identitas
Penerjemah: Sri Dewi Larasati, Katriana
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025