Menteri Agama Indonesia, Nasaruddin Umar, menegaskan pentingnya memperkuat toleransi antarumat beragama di Indonesia melalui pengembangan kurikulum yang menanamkan nilai-nilai cinta dan perdamaian. Menurutnya, saat ini banyak guru agama yang menekankan bahwa agamanya adalah yang paling benar, sementara agama lain dianggap salah atau sesat. Hal ini dapat menyebabkan anak-anak diajarkan kebencian di negara yang seberagam Indonesia, yang hanya akan menghasilkan toleransi yang bersifat semu.
Menurutnya, toleransi yang sejati harus berakar pada kasih sayang terhadap sesama manusia dan sesama warga Indonesia. Ia menegaskan bahwa kebencian tidak boleh menjadi bagian dari kurikulum pendidikan.
Sebagai Imam Besar Kelima Masjid Istiqlal, Menag Umar mengajak seluruh anggota masyarakat untuk memupuk rasa persatuan dan kasih sayang di tengah perbedaan keyakinan. Menurutnya, ajaran universal tentang cinta dan kebaikan dapat ditemukan di setiap agama. \”Tujuan utama kita sama. Kita ingin menciptakan Indonesia baru dengan pendekatan teologis baru, di mana Indonesia menjadi contoh harmoni antaragama di dunia,\” katanya.