KSSK mencatat perbaikan di pasar obligasi negara pada kuartal III/2025 seiring penurunan yield SUN yang berlanjut. Yield SUN tenor 10 tahun turun jadi 6,07% per 31 Oktober 2025.
Menurut Direktur PT Insight Investments Management, Camar Remoa, penurunan yield ini disebabkan oleh likuiditas yang melimpah di pasar selama 3 bulan terakhir. Hal ini akibat dari jatuh temponya SUN dan SRBI dalam jumlah besar. Selain itu, penurunan suku bunga bank sentral global dan domestik juga menambah sentimen positif.
Pasar memperkirakan masih ada ruang untuk penurunan suku bunga di masa depan, sehingga harga obligasi masih berpotensi menguat seiring turunnya yield. Camar menjelaskan, tren suku bunga yang turun dan indikasi akan turun lagi membuat investor meningkatkan permintaan akan obligasi, sehingga yield bergerak turun. Permintaan SUN yang tinggi di pasar juga memperkuat kondisi ini.
Pergerakan yield yang menurun memberikan dampak positif bagi instrumen investasi seperti reksa dana pendapatan tetap. Camar memperkirakan yield hingga akhir 2025 akan relatif stabil di kisaran 6,10-6,65%.
Kondisi ini menciptakan lingkungan yang baik untuk reksa dana pendapatan tetap, yang mengelola portofolio kombinasi obligasi pemerintah dan korporasi berkualitas tinggi. Ini memberikan keseimbangan antara stabilitas dan potensi keuntungan.
### Reksa Dana Pendapatan Tetap Jadi Pilihan Menarik bagi Investor
Dinamika pasar saat ini membuat reksa dana pendapatan tetap kembali menjadi instrumen yang banyak diperhatikan mendekati akhir 2025. Tren penurunan yield memberi peluang bagi investor untuk mendapatkan capital gain selain kupon reguler.
Di tengah tren yield turun dan membaiknya persepsi risiko, instrumen pendapatan tetap menunjukan posisinya sebagai pilihan solid bagi investor yang cari keseimbangan antara stabilitas dan potensi hasil.