Jakarta (ANTARA) – Seorang pejabat kesehatan Indonesia menekankan pentingnya deteksi dini gagal ginjal pada orang dengan hipertensi dan diabetes pada hari Rabu. “Jika Anda memiliki hipertensi dan diabetes, periksa ginjal Anda secara teratur; tes urin yang paling mudah menunjukkan apakah ada albumin atau protein dalam urin,” kata Maxi Rein Rondonuwu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Kementerian Kesehatan. Selama konferensi pers yang memperingati Hari Ginjal Sedunia di Jakarta, ia mengatakan bahwa keberadaan protein dalam urin seseorang dengan hipertensi adalah indikator kuat penyakit ginjal potensial. Rondonuwu mengatakan bahwa secara global, jumlah orang dengan penyakit ginjal mencapai lebih dari dua juta, dengan hanya 10 persen dari populasi tersebut menerima perawatan dialisis atau transplantasi ginjal setiap tahun. Sementara itu, beban pengeluaran negara untuk penyakit ginjal mencapai Rp2,3 triliun (sekitar US$147 juta), tambahnya. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan akan mempromosikan tindakan preventif dan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit ginjal. “Upaya promosi dan preventif termurah adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dengan gaya hidup bersih dan pemeriksaan kesehatan yang sering,” katanya. Dia menyarankan agar orang mulai dengan skrining dini dan meningkatkan gaya hidup, diet, meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi merokok, dan mencegah obesitas untuk mengurangi risiko kerusakan ginjal. Dia juga meminta perawatan tingkat primer untuk mengendalikan faktor risiko yang menyebabkan penyakit ginjal. Dia juga mencari pemetaan kebutuhan peralatan medis untuk mendukung rumah sakit daerah. Berita terkait: Jokowi setuju memberikan bantuan bagi korban gagal ginjal akut Berita terkait: Tidak semua rumah sakit bisa menangani pasien cedera ginjal akut: Kementerian.