Sabtu, 5 Juli 2025 – 22:36 WIB
Jakarta, VIVA – Pelaksanaan ibadah haji 2025 menandai babak baru dalam reformasi pengelolaan haji di Indonesia. Untuk pertama kali, pemerintah melalui Kementerian Agama menerapkan tiga kebijakan penting: transparansi daftar jemaah haji khusus, efisiensi penggunaan dana haji tanpa mengurangi kualitas layanan, dan skema layanan multi syarikah yang mendorong persaingan sehat.
Baca Juga:
Kegiatan Haji di Makkah Berakhir, Begini 6 Layanan Jemaah Selama 32 Hari
Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief
“Ini langkah maju dalam tata kelola haji, dari yang tadinya tertutup dan sentralistik, jadi lebih terbuka, adil, dan partisipatif,” ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, Sabtu (5/7/2025) di Jakarta.
Baca Juga:
Beri Pelayanan Haji-Umrah Terbaik, Prabowo Sampaikan Terima Kasih ke Kerajaan Arab Saudi
Tiga Terobosan Utama Haji 2025:
- Transparansi: Daftar Jemaah Haji Khusus Sekarang Dibuka Publik
Untuk pertama kalinya, pemerintah merilis daftar jemaah haji khusus yang berhak bayar biaya haji 1446 H/2025 M. Ini dilakukan sejak 23 Januari 2025 sebagai respons atas kritik DPR soal kurang transparannya kuota haji khusus.“Pendekatan ini sama seperti haji reguler. Yang berhak bayar diumumkan terbuka,” jelas Hilman. Bahkan, setelah masa bayar selesai, daftar jemaah yang sudah lunas juga diumumkan untuk akuntabilitas.
Langkah ini penting untuk cegah monopoli info dan buka ruang pengawasan publik.
- Efisiensi: Biaya Haji Turun, Tapi Layanan Tetap Bagus
Rata-rata Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025 turun Rp4 juta dibanding tahun lalu, jadi Rp89,4 juta. Meski dana turun, kualitas layanan tetap dipertahankan.“Tahun ini, jemaah dapat 127 kali layanan makan: 84 kali di Makkah, 27 kali di Madinah, dan 15 kali makan plus satu snack berat saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina,” kata Hilman.
Akomodasi dan transportasi juga tetap berkualitas, dengan beberapa peningkatan. Prabowo Subianto apresiasi langkah ini, tekankan pentingnya keseimbangan biaya dan layanan.
- Kompetisi Sehat: Layanan Jemaah Pakai Skema Multi Syarikah
Tahun ini, Indonesia kerja sama dengan delapan syarikah (perusahaan layanan) di Arab Saudi. Skema ini gantikan sistem tunggal yang dulu rawan monopoli.Meski semula ada kendala teknis, skema ini berjalan lancar berkat sistem koordinasi terpadu. Wakil Menteri Haji Arab Saudi, Abdul Fattah Mashat, apresiasi: “Haji 1446 H sukses, dan kami pahami ada catatan teknis mengingat besarnya jemaah Indonesia. Tapi semua bisa diatasi tanpa krisis.”
Asisten Deputi Operasional Haji Saudi, Dr. Eyad Rahbini, juga puji keberhasilan Indonesia dalam kelola multi syarikah sebagai hasil kerja sama efektif dengan Arab Saudi.
Menuju Haji Lebih Modern & Bermartabat
Dengan tiga terobosan ini, Indonesia bangun fondasi baru untuk layanan haji.“Dengan keterbukaan info, tata kelola sehat, dan kerja sama erat, Haji Indonesia 2025 diharapkan jadi fondasi kuat menuju layanan haji yang lebih modern dan bermartabat,” tegas Hilman Latief.
Baca Juga:
Prabowo Bertolak ke Arab Saudi, Bahas Rencana Bangun Kampung Haji Indonesia di Makkah