Jakarta (ANTARA) – Sebuah helikopter Caracal H-225M milik TNI Angkatan Udara ikut serta dalam menyalurkan bantuan bencana kepada korban banjir dan tanah longsor di Sibolga, Sumatera Utara, pada hari Jumat (28 November).
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama I Nyoman Suadnyana, pada Sabtu menginformasikan bahwa helikopter yang dikemudikan oleh Kapten Anterio dan Letnan Dua Kevin itu mengangkut 2.200 kilogram pasokan dalam dua kali penerbangan ke beberapa daerah terdampak.
Bantuan yang dikirim mencakup kebutuhan pokok seperti air minum, sarden, gula, mi instan, minyak goreng, serta pasokan khusus seperti popok dan pembalut wanita.
“Penurunan bantuan dilakukan di Bandara FL Tobing di Sibolga dan Lapangan Matauli di Sibolga,” jelas Suadnyana.
Selain itu, TNI AU telah menyiapkan tiga helikopter Caracal yang siaga di Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin di Pekanbaru, Riau, untuk mempercepat penyaluran bantuan ke daerah-daerah yang tidak bisa diakses oleh pesawat biasa.
Ia menekankan bahwa helikopter TNI AU akan terus beroperasi untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana di daerah terpencil.
“Prioritas kami adalah memastikan bantuan sampai kepada yang membutuhkan secepat mungkin,” kata Suadnyana.
Pada hari Jumat, Gubernur Sumatera Utara Bobby Afif Nasution menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari menyusul banjir, tanah longsor, dan gempa bumi di wilayah Sumatera Utara.
Status ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.44/836/KPTS/2025 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana selama 14 hari, mulai 27 November hingga 10 Desember 2025.
“Sebagian besar wilayah di Sumatera Utara mengalami banjir dan tanah longsor,” ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara, Erwin Hotmansah Harahap.
Menurut Harahap, keputusan tersebut memerintahkan instansi/aparatur daerah terkait untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam menangani banjir, tanah longsor, dan gempa bumi.
Data sementara dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat malam menginformasikan bahwa total 116 orang meninggal dunia dan 42 orang dinyatakan hilang di Sumatera Utara akibat bencana tersebut.
Para korban tersebar di beberapa wilayah, termasuk Tapanuli Utara (11), Tapanuli Tengah (51), Tapanuli Selatan (32), Kota Sibolga (17), Humbang Hasundutan (6), Kota Padang Sidempuan (1), dan Pakpak Bharat (2). Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan di Mandailing Natal.