Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair menegaskan pentingnya menjaga perdamaian di wilayah Indo-Pasifik di tengah eskalasi ketegangan geopolitik.
“Kita harus memastikan wilayah Indo-Pasifik tetap damai,” kata Hartarto dalam pertemuan dengan Blair di Jakarta pada hari Jumat.
Ia mengatakan bahwa Indo-Pasifik menjadi tujuan investasi yang menarik dengan menjauhkan konflik dari wilayah tersebut.
Mengingat posisinya yang strategis, Indonesia harus mengoptimalkan peranannya dalam menjaga perdamaian regional, tegas Hartarto.
Ia menambahkan bahwa Institut Tony Blair siap membantu Indonesia dalam menjaga perdamaian di wilayah tersebut.
Selama pertemuan, Hartarto dan Blair juga menyoroti perlunya sikap yang pantang menyerah dari semua negara dalam menanggapi kembali eskalasi konflik antara Israel dan Iran.
Menjelang tindakan berlebihan Israel di Jalur Gaza menyusul intrusi Hamas ke wilayahnya pada 7 Oktober 2023, Hartarto menganggap respons Israel terhadap tindakan Iran sebagai terbatas.
“Israel kini terdesak oleh Hamas dan Hezbollah (di Lebanon),” katanya, menambahkan bahwa Iran dan Israel terlibat dalam aksi saling membalas untuk menyelamatkan muka.
Tindakan mereka terbatas dan tidak diharapkan akan memiliki dampak lebih lanjut, tambahnya.
Hartarto juga menekankan bahwa eskalasi konflik Iran-Israel tidak diinginkan oleh negara mana pun karena konflik geopolitik yang berkelanjutan, seperti Perang Rusia-Ukraina, telah berdampak negatif pada jalur pasokan komoditas global.
“Kita sudah cukup dengan konflik yang berkelanjutan di Ukraina. Untuk kepentingan Indonesia, stabilitas yang lebih besar dalam politik global lebih diutamakan,” katanya.
Berita terkait: Indonesia mencari pemasok minyak dan gas baru di tengah konflik di Timur Tengah
Berita terkait: Indonesia, China memiliki sikap yang sama dalam konflik Iran-Israel: Menlu
Penerjemah: Uyu Liman, Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024