Harga beras kualitas menengah di pasar pusat Jakarta mulai menurun menyusul distribusi beras dari cadangan pemerintah, menurut pejabat dari Kementerian Perdagangan Indonesia.
Pada acara “Persiapan Ramadan, Kondisi Harga Pangan Pokok” di sini pada hari Senin, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian tersebut, Isy Karim, mengatakan bahwa penurunan harga belum tercatat di pasar tradisional, dan akan membutuhkan waktu.
Hingga hari Minggu (3 Maret 2024), katanya, belum ada penurunan harga di tingkat pengecer.
“Namun, kenaikan, dibandingkan dengan kenaikan sebelumnya, mulai menurun,” katanya.
Dia juga mengatakan bahwa berbeda dengan beras kualitas menengah, harga beras kualitas premium tidak mengalami penurunan karena keterlambatan pasokan.
Dia menjelaskan bahwa beras kualitas premium biasanya berasal dari produsen lokal. Karena itu, pasokannya dipengaruhi oleh pergeseran musim panen, katanya.
Sebelumnya, pada 29 Februari, Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog), Bayu Krisnamurthi, mengatakan bahwa 352 ribu ton beras didistribusikan dalam program pasokan pangan dan stabilisasi harga (SPHP) hingga akhir Februari.
Beras SPHP adalah beras yang berasal dari cadangan beras pemerintah yang didistribusikan kepada masyarakat melalui skema subsidi, di mana beras dijual dengan harga eceran tertinggi Rp10.900.
Menurut Perhimpunan Pengusaha Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jakarta, harga beras per kilogram di Pasar Pusat Cipinang telah turun sebesar Rp2 ribu.
Ketua Perhimpunan tersebut, Nellys Soekidi, mengatakan di Jakarta pada hari Senin (4 Maret) bahwa saat ini, harga beras kualitas menengah di pasar pusat telah mencapai Rp12.300 per kilogram, sementara harga beras kualitas premium telah mencapai Rp14 ribu.
Berdasarkan data dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), hingga hari Senin, harga rata-rata beras kualitas menengah di pengecer secara nasional masih berada di Rp14.360, mencerminkan kenaikan sebesar Rp60 dibandingkan dengan minggu sebelumnya.