Harapkan kesepakatan substansial dari pembicaraan ICA-CEPA: kementerian perdagangan

Deputi Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menyatakan optimisme bahwa putaran ke-10 negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada (ICA-CEPA) akan berjalan lancar dan menghasilkan kesepakatan yang substansial.

Negosiasi sedang berlangsung di Bandung, Jawa Barat, dari 4 hingga 10 November 2024.

“Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan negosiasi yang konstruktif dan mengapresiasi fleksibilitas Kanada untuk mencapai kesepakatan. Kami optimis bahwa negosiasi akan menghasilkan kesepakatan yang substansial pada akhir tahun ini,” ujarnya dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantornya pada hari Rabu.

Dalam putaran saat ini, Indonesia dan Kanada akan melanjutkan pembahasan mengenai masalah yang masih tersisa, seperti akses pasar untuk barang dan jasa, investasi, pembangunan berkelanjutan, dan pembahasan tentang mineral penting, katanya.

Menurut Esti, putaran ke-10 ditargetkan sebagai putaran terakhir negosiasi mengenai ICA-CEPA.

Pihaknya sedang fokus pada penyelesaian negosiasi sebagai salah satu program kerja kementeriannya untuk memperluas pasar ekspor, bersamaan dengan penyelesaian negosiasi dengan Eurasia dan Peru.

Selain itu, Esti menyoroti pentingnya fleksibilitas dan solusi kreatif dari kedua pihak dalam menyelesaikan masalah kompleks yang membutuhkan solusi bersama.

“Negosiasi membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas. Oleh karena itu, saya mengapresiasi kedua delegasi atas kerja keras dan dedikasinya. Menyesuaikan ambisi tidak mengorbankan hasil yang diharapkan, tetapi mencerminkan pendekatan yang seimbang terhadap solusi yang diterima oleh kedua pihak,” katanya.

Dia juga mengatakan bahwa dia yakin negosiasi dapat mendalamkan perdagangan bilateral dan mendukung tujuan ekonomi kedua negara.

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, total perdagangan antara Indonesia dan Kanada tercatat sebesar USD2,4 miliar pada Januari–Agustus 2024.

Selama periode tersebut, ekspor Indonesia ke Kanada mencapai USD935,8 juta, sementara impornya dari Kanada tercatat sebesar USD1,46 miliar.

MEMBACA  Indonesia untuk mempelajari program makan siang gratis dari Jepang: Menteri Hartarto

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Kanada adalah peralatan telepon, limbah dan barang bekas, karet alami, dan barang perjalanan.

Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari Kanada adalah gandum, pupuk, kedelai, dan serbuk gergaji.

Berita terkait: Banyuwangi melakukan ekspor tuna kaleng pertama ke Kanada

Berita terkait: Indonesia, Kanada bahas kerja sama perdagangan

Translator: Maria Cicilia G P, Resinta Sulistiyandari

Editor: Rahmad Nasution

Copyright © ANTARA 2024