Rabu, 11 Juni 2025 – 11:43 WIB
Jakarta, VIVA – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI, Ace Hasan Syadzily, melakukan kunjungan ke Balai Kota Jakarta. Ia bertemu langsung dengan Gubernur Jakarta, Pramono Anung.
Baca Juga:
Awak Kabin Garuda Dibebastugaskan Gara-gara iPhone Hilang, Prabowo Cabut Izin Tambang Raja Ampat
Kunjungan Ace dan delegasi Lemhanas ini terkait dengan Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) 2025. Ace menjelaskan, tema P3N kali ini adalah "Pemantapan Kapasitas Pimpinan Tingkat Nasional untuk Mendukung Asta Cita dalam Mewujudkan Indonesia Emas".
Baca Juga:
Cerita Pramono Diminta Buka Rute TransJabodetabek Bandung-Blok M hingga Surabaya-Blok M
Sementara, tema SSDN lebih fokus pada "Hilirisasi dan Kemandirian Ekonomi Menuju Indonesia Berdaya Saing Global".
"Sangat relevan kita berkunjung ke Gubernur DKI Jakarta, karena hilirisasi itu ya ‘hilir’-nya ada di Jakarta," kata Ace di Balai Agung, Jakarta, Rabu, 11 Juni 2025.
Baca Juga:
Tiang Monorel yang Mangkrak Akan Dibongkar, Pramono Kirim Surat ke Adhi Karya
Ace menambahkan, Jakarta memang tepat sebagai lokasi studi hilirisasi karena perannya sebagai kota global. "Banyak sekali, sebagai kota global, Jakarta punya peran strategis mengubah bahan mentah menjadi produk hilir," jelasnya.
Lebih jauh, Ace menekankan pentingnya peran Jakarta dalam mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari pemerintahan pusat. "Studi Lemhanas ini diharapkan bisa memberi manfaat nyata untuk Indonesia Maju 2045," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Pramono Anung menyebut Jakarta ideal untuk mempelajari hilirisasi, seperti stabilitas pasokan. Contohnya, saat Idul Adha lalu, penyembelihan sapi mencapai 71 ribu ekor, melebihi prediksi 64-65 ribu.
"Kenapa naik signifikan? Karena beli di Jakarta lebih murah dibanding Bogor, Bekasi, atau Tangerang. Ini bukti distribusi berjalan baik," kata politikus PDIP itu.
Pramono juga menyoroti harga beras di Jakarta yang stabil meski lahan pertanian minim. "Luas lahan pertanian di Jakarta cuma 2%. Tapi ada Dinas Ketahanan Pangan yang mengontrol kebijakan terkait," jelasnya.