Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Marthinus Hukom, menyatakan bahwa kartel narkoba dari Amerika Latin berusaha masuk ke Indonesia dengan menargetkan destinasi wisata untuk distribusi kokain.
Pernyataan ini disampaikan saat mengumumkan penyitaan 561 kilogram narkoba pada Juni-Juli 2025. Dia mengatakan narkoba tersebut disita dalam 84 kasus, termasuk upaya penyelundupan dari Brasil ke Bali pada 13 Juli 2025.
Polisi telah menetapkan 136 tersangka—129 dari Indonesia dan 7 dari Malaysia, Brasil, serta Afrika Selatan—dalam kasus ini.
"Ini menjadi peringatan bagi semua orang dan meningkatkan kesadaran akan ancaman kartel Amerika Latin yang ingin memperluas pasar narkoba di Indonesia," ujarnya pada Rabu.
Trend penyelundupan kokain semakin meningkat. Aparat penegak hukum telah mengganding jaringan narkoba di beberapa daerah, katanya.
Narkoba diselundupkan melalui jasa pengiriman atau oleh warga asing yang bertindak kurir.
"Berdasarkan intensitas kasus penyelundupan kokain, ini menunjukan adanya jaringan kartel Amerika Latin yang memproduksi kokain dengan bantuan koneksi lokal untuk memperluas pasar di Indonesia, terutama di tempat wisata," jelasnya.
Ekspansi kartel Amerika Latin ke Indonesia terjadi karena kebijakan anti-narkoba AS yang ketat, di mana kartel-kartel ini ditetapkan sebagai organisasi teroris yang harus diberantas.
Hukom menekankan bahwa pihak yang bertanggung jawab di pos lintas barang dan penumpang harus memperketat pengamanan dan memahami modus operandi sindikat narkoba internasional.
Dia menyebutkan, 10 juta warga asing datang ke Indonesia setiap tahun. Mereka membawa nilai-nilai dan niat buruk ke mana pun mereka pergi. Karena itu, pergerakan mereka harus diawasi ketat untuk mengurangi kejahatan.
Berita terkait: 561kg narkoba disita, 136 ditangkap dalam operasi Juni-Juli: BNN
Berita terkait: 593 kg narkoba dibakar, Indonesia tegaskan toleransi nol
Penerjemah: Fianda Sjofjan Rassat, Mecca Yumna
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025