Selasa, 5 Agustus 2025 – 01:10 WIB
Jakarta, VIVA – Kelas menengah di Indonesia sering dianggap sebagai kelompok yang mapan dan jadi penggerak konsumsi nasional. Mereka biasanya tinggal di kota besar, punya pekerjaan tetap, dan bisa menikmati gaya hidup modern.
Baca Juga:
Nasib Pekerja Kantoran di Era AI, 5 Karier Ini Bisa Jadi ‘Penyelamat’
Tapi, kenyataannya kondisi keuangan mereka gak selalu sebagus yang terlihat. Menurut laporan Nielsen Lifestyle Consumer Report, lebih dari 50% pengeluaran kelas menengah dipakai buat konsumsi simbolik.
Konsumsi simbolik itu termasuk ganti hp terbaru, nongkrong di kafe, belanja baju branded, atau liburan ke tempat hits. Gaya hidup ini lebih fokus ke citra dan status sosial daripada kebutuhan sebenarnya.
Baca Juga:
58 Persen Kelas Menengah RI Rentan Jatuh Miskin, Ini 5 Cara Lindungi Keuangan Anda
Fenomena ini disebut "fake rich", di mana orang terlihat kaya padahal keuangannya sebenarnya rapuh. Berikut fakta soal pola konsumsi kelas menengah di Indonesia, dirangkum dari berbagai sumber, Senin, 4 Agustus 2025.
1. Lebih dari 50% Gaji Buat Konsumsi Simbolik
Data Nielsen menunjukkan, mayoritas pengeluaran kelas menengah gak dipakai buat kebutuhan pokok atau investasi, tapi buat hal-hal yang nunjukkin status sosial, kayak gadget mahal atau liburan mewah.
2. Tabungan & Investasi Sering Dilupakan
Banyak yang gak punya dana darurat, apalagi investasi. Padahal, penghasilan Rp5–10 juta sebulan pun bisa habis kalau gak dikelola bener.
3. Tampak Kaya, Tapi Akhir Bulan Sering Kosong
Banyak yang terlihat sejahtera, tapi sering kehabisan uang sebelum gajian. Konsumsi berlebihan bikin mereka terjebak utang.
4. Daya Beli Turun, Tapi Gaya Hidup Tetap Tinggi
Survei Inventure 2024 menunjukkan 49% kelas menengah merasa daya beli turun, tapi pengeluaran buat gaya hidup tetap besar.
5. Banyak yang Utang ke Pinjol
Data BPS 2023 menunjukkan, 0,25% pengguna pinjol berasal dari kelas menengah. Ini bukti tekanan gaya hidup tinggi.
6. Kelas Menengah RI Rentan Miskin
Menurut ADB, 58% kelas menengah Indonesia rentan secara ekonomi. Satu masalah besar, seperti PHK atau sakit, bisa bikin mereka jatuh miskin.
Baca Juga:
Pantas Kelas Menengah Sulit Kaya! Ini 8 Kebiasaan Sepele Bikin Dompet Tipis