Jakarta (ANTARA) – Forum Air Dunia ke-10 (WWF), yang akan diselenggarakan di Bali, akan menciptakan peluang investasi untuk pengembangan infrastruktur air, menurut seorang pejabat dari Kementerian Kelautan dan Investasi.
“Ini (WWF ke-10) membuka peluang investasi untuk (menyelesaikan) masalah air di Indonesia,” kata wakil koordinasi manajemen lingkungan dan kehutanan kementerian, Nani Hendiarti, dalam konferensi pers online pada Selasa.
Dia menjelaskan bahwa untuk mencapai target akses air minum yang aman, adil, dan terjangkau untuk semua lapisan masyarakat pada tahun 2030, diperlukan dana tambahan sekitar US$1,7 triliun.
“Saat ini, untuk sektor air minum, pertumbuhan investasi, khususnya dalam akses pipa air minum, hanya 20,6 persen. Oleh karena itu, untuk meningkatkannya menjadi 30 persen, diperlukan sekitar Rp123 triliun (sekitar US$7,91 miliar),” jelasnya.
Menurutnya, anggaran negara hanya dapat memenuhi sekitar 30 persen hingga 37 persen kebutuhan pendanaan untuk pengembangan infrastruktur air. Oleh karena itu, diperlukan skema pembiayaan campuran untuk menutupi kekurangan ini, termasuk melalui modal yang diperoleh dari investasi.
Hendiarti mengatakan bahwa pertemuan bisnis mitra strategis telah dijadwalkan selama WWF ke-10. Pertemuan tersebut akan membahas kerja sama dan potensi investasi terkait pengembangan infrastruktur air.
“Setelah WWF, kita dapat memperkuat dan meningkatkan kerja sama Indonesia dengan mitra strategis tersebut dalam konteks percepatan pengembangan infrastruktur air,” tambahnya.
WWF ke-10 akan diselenggarakan pada 18-24 Mei 2024, dengan tema “Air untuk Kemakmuran Bersama”. Diskusi yang dilakukan selama acara ini akan mencakup tiga proses, yaitu proses tematik, politik, dan regional.
Proses tematik akan memiliki enam sub-tema: keamanan dan kemakmuran air; air untuk manusia dan alam; pengurangan dan pengelolaan risiko bencana; tata kelola, kerjasama, dan hidro-diplomasi; keuangan air yang berkelanjutan; dan pengetahuan dan inovasi.
Proses regional akan mencakup empat wilayah, yaitu Mediterania, Asia-Pasifik, Amerika, dan Afrika.
Sementara itu, proses politik akan mencakup pertemuan kepala negara, menteri, parlemen, otoritas lokal, dan otoritas basin.
WWF ke-10 ditargetkan melibatkan sebanyak 30 ribu peserta, termasuk 33 kepala negara, 190 menteri dari 180 negara, serta perwakilan dari 250 organisasi yang akan menghadiri 214 sesi forum.
Berita terkait: UNESCO berharap WWF di Bali menunjukkan persatuan manusia, peradaban air
Berita terkait: Indonesia menandatangani LOI untuk mendukung World Water Forum pada 2024
Berita terkait: Bali terpilih menjadi tuan rumah World Water Forum 2024: kementerian
Terjemahan: Farhan Arda, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2024