Festival Kuliner Melayu Kepri: Mengangkat Cita Rasa Lokal

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menyelenggarakan Festival Kuliner Melayu 2025 di Laman Gurindam XII Tugu Sirih, Tanjungpinang. Acara ini bertujuan untuk mempromosikan masakan tradisional Melayu kepada warga dan pengunjung.

Acara dibuka dengan kunjungan Ketua PKK Kepri, Dewi Kumalasari Ansar. Beliau menekankan bahwa kuliner Melayu bukan cuma soal rasa, tapi juga cermin identitas dan budaya masyarakat Melayu di provinsi ini.

Dewi sangat mengapresiasi acara ini dan berharap dapat memperkenalkan kekayaan kuliner lokal kepada generasi muda serta wisatawan domestik dan mancanegara. Ia juga berharap kuliner Melayu terus berkembang dan mendukung peluang ekonomi bagi pelaku usaha kecil.

Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Hasan, selaku ketua panitia, mengatakan festival ini dirancang untuk memperluas pengenalan kuliner Melayu sekaligus menjadikannya bagian dari konsep pariwisata berbasis kuliner.

Dalam acara ini menampilkan 58 hidangan dari tujuh kabupaten dan kota, termasuk makanan, minuman, dan camilan. Beberapa hidangan yang disajikan antara lain otak-otak, deram-deram, kerupuk gonggong, putu piring, laksa, dan tepung gomak.

Pengunjung juga bisa menikmati pertunjukan budaya Melayu, permainan tradisional, serta konser musik dari DJ Affandi yang memainkan lagu-lagu Melayu.

Hasan mendorong anak muda, khususnya Gen Z, untuk membantu mempromosikan warisan kuliner Melayu lewat postingan digital agar jangkauannya lebih luas. Festival ini berlangsung dari tanggal 29 hingga 30 November 2025.

Kuliner Melayu merujuk pada hidangan tradisional dari suku Melayu yang tersebar di Asia Tenggara, termasuk Malaysia, Indonesia (khususnya Sumatera dan Kalimantan), Singapura, dan Brunei.

Ciri khasnya adalah penggunaan rempah-rempah yang kaya dan santan, yang menciptakan cita rasa gurih, pedas, dan aromatik yang kuat.

MEMBACA  Australia bergabung dengan Bali untuk mendorong para wisatawan untuk menghormati peraturan lokal.