Fenomena Pagi yang Tak Banyak Diketahui pada Organ Pria, Apa Maknanya?

Rabu, 17 Desember 2025 – 02:20 WIB

VIVA – Ereksi di pagi hari, atau istilah medisnya nocturnal penile tumescence, bukan cuma fenomena tubuh yang menarik. Kondisi ini juga bisa memberikan banyak petunjuk tentang fungsi seksual seseorang.

Baca Juga:


Ukuran Organ Intim Pria Ternyata Bisa Diturunkan dari Orang Tua, Ini Penjelasan yang Jarang Diketahui

Ereksi pagi hari dialami oleh semua pria, bahkan sejak masih dalam kandungan sampai masa kanak-kanak. Fenomena serupa juga terjadi pada perempuan, meski jarang dibahas, yaitu ereksi klitoris saat tidur (nocturnal clitoral erection).

Apa penyebab ereksi?

Baca Juga:


Ternyata Ukuran Rata-rata Organ Intim Pria Ternyata Lebih Kecil dari yang Dibayangkan

Ereksi terjadi karena kerja sama kompleks antara sistem saraf dan sistem endokrin (kelenjar penghasil hormon) yang memengaruhi pembuluh darah di penis.

Saat seseorang terangsang secara seksual, sinyal dimulai dari otak yang kemudian mengirim pesan kimia ke saraf-saraf yang mengatur pembuluh darah di organ intim pria. Aliran darah pun meningkat dan terjebak di jaringan penis, sehingga penis membesar dan terjadilah ereksi.

Baca Juga:


Bentuk Organ Intim Pria Ternyata Beragam! Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan yang Jarang Diketahui

Beberapa hormon berperan dalam proses ini, salah satunya testosteron yang merupakan hormon utama pria.

Menariknya, mekanisme ereksi juga bisa terjadi tanpa melibatkan otak. Ada refleks tidak sadar yang berasal dari sumsum tulang belakang. Inilah sebabnya orang dengan cedera tulang belakang masih bisa mengalami ereksi, atau mengapa ereksi bisa muncul meski tidak sedang terangsang secara seksual.

Mengapa ereksi terjadi saat tidur?

Menurut laman Newcastle.edu, ereksi malam hari terjadi saat fase tidur Rapid Eye Movement (REM), yaitu fase ketika kita bermimpi. Pada fase ini, area tertentu di otak menjadi aktif, termasuk bagian yang merangsang saraf parasimpatis (saraf istirahat dan cerna), menekan saraf simpatis (saraf lawan atau lari), serta menurunkan produksi serotonin.

MEMBACA  MUI Imbau Warga Tak Merusak dan Merampok Saat Unjuk Rasa

Tidur terdiri dari beberapa siklus REM dan non-REM (tidur dalam). Saat memasuki fase REM, terjadi pergeseran dominasi sistem saraf dari simpatis ke parasimpatis. Kondisi inilah yang memicu terjadinya ereksi secara spontan, tanpa perlu dalam keadaan sadar.

Pada sebagian pria, terutama pria lanjut usia, ereksi malam juga bisa terjadi saat fase non-REM, meski penyebab pastinya belum diketahui.

Alasan mengapa pria sering terbangun dengan ereksi kemungkinan karena kita sering terbangun tepat setelah keluar dari fase REM.

Halaman Selanjutnya

Kadar testosteron yang berada pada titik tertinggi di pagi hari juga diketahui meningkatkan frekuensi ereksi malam. Menariknya, testosteron tidak terlalu berpengaruh pada ereksi yang dipicu rangsangan visual atau fantasi, karena jenis ereksi ini lebih dipengaruhi oleh sistem ‘hadiah’ di otak yang menghasilkan dopamin.

Tinggalkan komentar