Rabu, 6 Agustus 2025 – 08:15 WIB
Jakarta, VIVA – Rangkaian Silaturahim Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama (Silatnas FKUB) dan Lembaga Keagamaan 2025 resmi dimulai dengan kunjungan para tokoh agama ke Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal, Selasa (5/8/2025). Kegiatan pembuka ini jadi simbol kerukunan antarumat beragama, yang menjadi tema utama acara ini.
Baca Juga:
Menag Respons Wacana Haji dan Umrah Lewat Jalur Laut
Kegiatan yang diadakan Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama ini berlangsung 5–7 Agustus 2025 di Serpong. Lebih dari 350 peserta hadir, terdiri dari tokoh agama pusat dan daerah, pengurus FKUB dari 38 provinsi, Kepala Kanwil Kemenag, hingga pejabat Eselon I dan II.
Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta Pusat
Baca Juga:
Masjid jadi Pusat Pembinaan Keluarga, Kemenag Luncurkan FOREMOST
Rombongan pertama tiba di Gereja Katedral dan disambut perwakilan Keuskupan Agung Jakarta, Susyana Suwadie. Ia menjelaskan sejarah gereja yang sudah berusia lebih dari 100 tahun.
“Keberadaannya berdampingan dengan Masjid Istiqlal menjadi simbol kerukunan khas Indonesia,” ujarnya, dikutip dari situs Kemenag, Rabu (6/8/2025).
Baca Juga:
Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, Menag Ungkap Jadi Momentum Transformasi Diri Umat
Dari Katedral, rombongan lanjut ke Masjid Istiqlal dan diterima langsung Imam Besar sekaligus Menag, Nasaruddin Umar. Ia menyoroti insiden pembubaran ibadah umat Kristen di Sukabumi dan Padang.
9 Orang Diamankan Polisi Terkait Perusakan Rumah Ibadah GKSI di Padang
Foto: Wahyudi Agus/tvOne/Padang
“Saya sangat menyesalkan insiden ini. Ini menunjukkan kita masih punya tugas besar membangun kedewasaan spiritual dan sosial,” kata Nasaruddin.
Menag menekankan bahwa pemahaman agama yang dalam akan melahirkan toleransi, sedangkan pemahaman sempit hanya menumbuhkan prasangka.
“Inti ajaran agama adalah cinta, bukan benci. Karena itu, Kemenag mengembangkan Kurikulum Cinta agar masyarakat bisa hidup dengan kasih sayang dan saling menghargai,” tegasnya.
“Saya sangat menyesalkan terjadinya insiden-insiden tersebut. Itu menandakan bahwa kita masih punya pekerjaan besar dalam membangun kedewasaan spiritual dan sosial,” ujar Nasaruddin.