Jakarta (ANTARA) – Pemerintah pusat masih menanggung kebutuhan pokok sekitar 8.000 warga yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Status tanggap darurat masih berlaku hingga saat ini.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan warga di wilayah terdampak masih sangat bergantung pada bantuan pemerintah karena aktivitas vulkanik belum sepenuhnya reda.
“Mereka masih dalam tanggap darurat. Pas kami mau beristirahat, gunungnya erupsi lagi. Makanya, pemerintah pusat masih menutupi kebutuhan dasar 8.000 orang ini,” ujarnya di Jakarta pada Rabu.
Dia mencatat sebagian besar pengungsi saat ini menempati hunian sementara yang disiapkan BNPB bersama pemerintah daerah, kementerian, dan lembaga terkait.
Dalam waktu dekat, pemerintah akan mulai membangun hunian tetap sebagai tahap pemulihan lebih lanjut, lanjutnya.
“Mereka tinggal di hunian darurat. Nanti, kami akan relokasi mereka ke rumah permanen dan mulai memetakan masalah sosial-ekonominya,” jelas Suharyanto.
Badan tersebut memastikan status darurat yang berkepanjangan membuat warga di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki belum bisa kembali ke lahannya.
Komoditas pertanian utama seperti kakao, jambu mete, dan tanaman hortikultura dilaporkan gagal panen akibat dampak erupsi dan paparan abu vulkanik yang berkepanjangan selama setahun terakhir.
“Bercocok tanam dulu tidak usah, mereka masih berjuang untuk makan dan minum. Oleh karena itu, semua kebutuhan seperti makanan, air bersih, dan tempat tinggal masih ditanggung pemerintah,” kata Suharyanto.
Oleh sebab itu, dia menyatakan penanganan bencana di Flores Timur akan menjadi prototipe untuk kolaborasi lintas sektor dalam upaya pemulihan sosial-ekonomi pascabencana, termasuk dengan Badan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
“Contohnya, korban erupsi Gunung Semeru sekarang sudah berkembang lebih baik dari kehidupan sebelum bencana. Itu tujuannya. Tidak hanya mengembalikan kondisi normal tapi juga meningkatkan taraf hidup mereka pascabencana,” paparnya.
Berita terkait: ASDP pastikan layanan feri di NTT berjalan normal pasca erupsi gunung berapi
Penerjemah: M. Riezko Bima Elko Prasetyo, Resinta Sulistiyanda
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025