Enggan Punya Anak: Tren yang Kian Meluas

Selasa, 18 November 2025 – 00:21 WIB

Jakarta, VIVA – Tren penurunan angka kelahiran di Indonesia kembali jadi sorotan setelah dibahas dalam peluncuran buku “The Beauty Being an Entrepreneur” karya Ir. Emmy Noviawati, President Director PT Regenesis Indonesia.

Baca Juga:

Ibu di Jambi Tuntut Keadilan usai Anaknya Dijual Adik Kandung ke Pria Hidung Belang

Salah satu momen penting dalam acara tersebut adalah pemaparan Dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG., MM., MARS, Founder sekaligus CEO Health360 Indonesia. Menurut dia, salah satu isi buku tersebut berkaitan erat dengan tantangan besar yang sedang dihadapi Indonesia, yaitu menurunnya angka kelahiran atau fertility rate. Scroll untuk info lebih lengkap, yuk!

Dr. Yeni, yang juga seorang dokter obgyn, memaparkan fakta mengejutkan mengenai tingkat kesuburan penduduk Indonesia saat ini.

Baca Juga:

Cara Pemuda Katolik Rayakan Dies Natalis ke-80, Bawa Keceriaan di Panti Asuhan

“Di Indonesia, bahkan di Jakarta, total fertility rate (TFR)—yaitu jumlah anak yang diinginkan setiap perempuan—sekarang sudah di bawah 1,8,” ujarnya dalam peluncuran buku di Jakarta, belum lama ini.
“Dan itu sangat mengkhawatirkan. Gak ada yang mau punya anak sekarang,” tambahnya.

Baca Juga:

Sadis! Seorang Ibu Cekik Anaknya hingga Tewas, Mayatnya Disimpan di Freezer

Menurut dia, ada dua penyebab utama. Pertama, semakin banyak pasangan usia produktif yang menganggap punya anak adalah tantangan besar—baik dari sisi finansial maupun emosional. Kedua, masyarakat sekarang lebih mengedepankan kebebasan pribadi.
“Self-worship lebih dominan sekarang. Kebahagiaan saya, tubuh saya, gerak-gerik saya, saya yang tentukan,” katanya.
“Secara kualitas penduduk bagus, tapi ini berdampak pada rendahnya angka kelahiran,” imbuh dr. Yeni.

Dunia Estetika dan Age Management

MEMBACA  Tanda Kehormatan dan Brevet Komjen Purn Ari Dono, Alumnus Akpol Tahun 1985

Menariknya, Dr. Yeni menilai buku Emmy juga menyentuh aspek penting terkait populasi menua (aging population), yaitu age management—upaya menjaga kualitas hidup supaya tetap sehat dan bugar seiring bertambahnya usia.
“Dalam buku dijelaskan bagaimana dunia estetik sekarang berhubungan erat dengan peningkatan kualitas hidup, bukan cuma untuk wanita tapi juga pria. Ini bukan hanya tentang klinik, tapi tentang cara kita mengembangkan diri,” ujarnya.

Peluncuran Buku dan Sosok di Baliknya

“The Beauty Being an Entrepreneur” adalah refleksi perjalanan Emmy—lulusan Mikrobiologi, FMIPA IPB—yang telah dua dekade berkecimpung di dunia estetika. Dia pernah bekerja di RS Mitra Keluarga Jatinegara, Yamanouchi/Astellas, hingga Senopati Skin Centre sebelum memimpin Regenesis Indonesia.

Halaman Selanjutnya

Dalam sambutannya, Emmy mengungkapkan bahwa buku ini ditulis sebagai bentuk apresiasi pada semua mitra yang telah tumbuh bersama perusahaan.