Rabu, 16 Oktober 2024 – 14:19 WIB
Washington, VIVA – Bos Tesla, Elon Musk, memberikan sekitar US$ 75 juta (Rp 1,1 triliun) kepada kelompok pembelanja pro-Donald Trump dalam kurun waktu tiga bulan. Hal ini diungkapkan oleh federal, pada hari Selasa, 15 Oktober 2024.
Baca Juga :
AS Bakal Setop Bantuan Militer ke Israel jika Situasi Kemanusiaan di Gaza Tak Diperbaiki
Sumbangan tersebut menggarisbawahi bagaimana miliarder Amerika itu telah menjadi sosok penting bagi upaya kandidat dari Partai Republik untuk memenangkan pemilihan presiden 5 November mendatang.
Mantan Presiden Donald Trump saat berkampanye untuk calon senator Ohio JD Vance
Baca Juga :
AS Ancam Perangi Iran Jika Berani Sentuh Donald Trump
America PAC, yang difokuskan pada pelibatan pemilih di negara bagian, menghabiskan sekitar US$ 72 juta dari jumlah total sumbangan pada periode Juli-September, menurut pengungkapan yang diajukan ke Komisi Pemilihan Federal.
Jumlah itu lebih besar dari super PAC pro-Trump lainnya yang difokuskan pada pelibatan pemilih.
Baca Juga :
Pilpres AS, Elektabilitas Harris dan Trump Bersaing Ketat Jelang Pemungutan Suara
Kampanye Trump secara luas bergantung pada kelompok luar untuk menjaring pemilih, yang berarti super PAC yang didirikan oleh Elon Musk, orang terkaya di dunia, memainkan peran yang sangat besar dalam pemilihan presiden AS yang hanya berselisih tipis antara Trump dan capres Partai Demokrat Kamala Harris.
Melansir dari The Sundaily, Rabu, 16 Oktober 2024, Elon Musk, CEO produsen mobil listrik Tesla, merupakan satu-satunya donatur bagi kelompok tersebut pada periode tersebut.
Musk, yang mengatakan bahwa ia telah memilih kandidat presiden Demokrat di masa lalu, telah mengambil langkah tajam ke arah kanan dalam pemilihan kali ini.
Ia mendukung Trump pada bulan Juli dan tampil bersamanya dalam sebuah rapat umum di Pennsylvania awal bulan ini.
Sumbangan Musk untuk America PAC mendorongnya masuk ke dalam klub eksklusif donatur besar Partai Republik, yang juga mencakup pewaris perbankan Timothy Mellon dan miliarder kasino Miriam Adelson.
Namun, Reuters melaporkan awal bulan ini bahwa Musk telah diam-diam mendanai kelompok politik konservatif selama bertahun-tahun, jauh sebelum dukungan publiknya terhadap Trump.
America PAC menolak berkomentar tentang sumbangan Musk. Musk juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
America PAC sendiri berfokus untuk mendorong warga Amerika yang menyukai Trump tetapi tidak terlibat dalam pencoblosan saat pada November mendatang.
Kelompok tersebut, yang memulai pekerjaannya lebih lambat dalam pemilihan daripada PAC lainnya, telah mengalami beberapa masalah dengan perekrutan dan kontraktornya. Sejak Juli, mereka telah memecat dua kontraktor utama yang telah mereka sewa untuk menarik pemilih.
Mereka juga kesulitan untuk merekrut staf baru di beberapa negara bagian medan pertempuran karena pada saat PAC mulai beroperasi, banyak kelompok penjaja suara lainnya telah memiliki staf,
Kelompok tersebut memiliki sekitar US$ 4 juta (Rp 62,2 miliar) yang tersisa pada akhir September, menurut dokumen tersebut.
Dokumen terpisah sebelumnya pada hari Selasa menunjukkan bahwa Miriam Adelson, raja kasino, menyumbangkan US$ 95 juta (Rp 1,4 triliun) kepada super PAC pro-Trump lainnya, Preserve America PAC, pada periode yang sama.
Halaman Selanjutnya
Musk, yang mengatakan bahwa ia telah memilih kandidat presiden Demokrat di masa lalu, telah mengambil langkah tajam ke arah kanan dalam pemilihan kali ini.