Jakarta (ANTARA) – Menteri Perdagangan Budi Santoso melaporkan bahwa ekspor hasil pertanian Indonesia meningkat tajam sebesar 38,25 persen selama periode Januari–Agustus 2025, mencapai total US$4,57 miliar.
Ini menandakan kenaikan yang signifikan dari periode yang sama di tahun 2024, di mana ekspor hasil pertanian berada di angka US$3,30 miliar.
“Kenaikan tajam ekspor pertanian ini—38,25 persen—menandakan bahwa kita telah mencapai suatu tingkat swasembada pangan. Ini menunjukkan bahwa kita tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga berkinerja baik di pasar internasional,” kata Budi di Jakarta, Selasa.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekspor Indonesia mencapai 7,7 persen pada periode yang sama, seiring dengan surplus perdagangan negara yang konsisten, yang telah berlangsung selama 64 bulan berturut-turut sejak 2020.
Surplus perdagangan itu sendiri meningkat sebesar 53,3 persen, dari US$19 miliar pada Januari–Agustus 2024 menjadi US$29 miliar pada periode yang sama di tahun ini.
Untuk lebih mendongkrak kinerja ekspor, pemerintah telah menjalin beberapa perjanjian perdagangan.
Indonesia saat ini memiliki 24 kesepakatan dagang yang aktif—termasuk Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA), Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA), dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA)—dengan 30 negara mitra.
Berita terkait: Menteri promosikan potensi durian Indonesia ke investor China
Berita terkait: Trade Expo Indonesia capai US$1,15 miliar dalam kesepakatan di hari ketiga
*Penerjemah: Maria Cicilia Galuh Prayudhia, Katriana
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025*