Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perdagangan Indonesia mencatat pertumbuhan ekspor produk fesyen Indonesia pada periode Januari-September 2025 sebesar 4,56 persen menjadi US$6,5 miliar.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan bahwa pencapaian ini mencerminkan potensi besar industri fesyen Indonesia, terutama untuk fesyen modest atau Muslim.
“Ekspor fesyen kita meningkat dari Januari ke September, naik 4,56 persen. Sekarang nilainya sudah mencapai US$6,5 miliar,” ujarnya di Jakarta pada Kamis.
Santoso mencatat bahwa peningkatan ekspor ini menunjukkan tingginya daya saing produk fesyen Muslim Indonesia.
Menurut dia, pencapaian ini juga memberikan momentum untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat fesyen Muslim global.
“Jika produk kita sudah memenuhi standar ekspor, produk impor bisa dibatasi secara tidak langsung. Kalau kita pakai produk dalam negeri yang bagus, kita tidak perlu beli produk luar,” tandasnya.
Menteri mengatakan bahwa pada Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026, yang diselenggarakan pada 6–9 November 2025, akan ada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan kontrak dagang dengan beberapa pembeli asing senilai US$12,28 juta.
Selain itu, calon pembeli dari negara asing hadir dalam acara pameran dan promosi fesyen Muslim ini, termasuk dari Malaysia, Prancis, Italia, Singapura, Uni Emirat Arab (UEA), Jepang, Sudan, Iran, dan Bahrain.
Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk terus memperkuat pendampingan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar dapat menembus pasar global. Pendampingan ini meliputi kurasi produk, pengembangan desain, dan pelatihan ekspor.
“Kami ingin UMKM dan masyarakat mendapat manfaat dari ekspor kita. Kami ingin semua pihak bisa berpartisipasi dalam ekspor, baik perusahaan besar, menengah, maupun kecil,” ucapnya.
Berita terkait: Pemerintah Indonesia luncurkan inkubator fesyen untuk tingkatkan jangkauan global
Berita terkait: Industri fesyen Indonesia terus tumbuh, dorong perekonomian: Kementerian
Berita terkait: CEPA dengan Peru bisa dorong industri fesyen: Santoso
*Penerjemah: Maria Cicilia, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025*