Surabaya (ANTARA) – Direktur Eksekutif Departemen Regional Bank Indonesia, Muhammad Firdauz Muttaqin, menyatakan bahwa ekonomi syariah punya potensi yang sangat kuat untuk menjadi salah satu penggerak utama pembangunan Indonesia ke depanya.
Berbicara di Festival Syariah 2025 di Surabaya pada Jumat, Firdauz mencatat bahwa ekonomi syariah mengalami pertumbuhan yang pesat baik di Indonesia maupun global.
“Ekonomi syariah saat ini berkembang dengan sangat cepat,” ujarnya.
Dia menghubungkan pertumbuhan ini dengan populasi Muslim global yang meningkat, yang sekarang lebih dari 2 miliar orang. Perubahan demografi ini, jelasnya, telah mendorong adopsi gaya hidup halal secara luas.
Firdauz menyoroti bahwa konsumsi Muslim global telah mencapai US$2,43 triliun, yang menunjukkan potensi pasar yang sangat besar.
Dia menambahkan bahwa inovasi dalam produk halal dan integrasi sistem sertifikasi halal global telah memudahkan umat Islam untuk mengakses barang-barang yang sesuai syariah di berbagai negara.
“Ini merupakan perubahan yang signifikan dari masa lalu, di mana mencari produk halal di luar negeri cukup sulit,” ucapnya.
Di sektor keuangan, industri layanan keuangan syariah juga telah mengalami pertumbuhan yang substansial, mencapai US$3,88 triliun pada tahun 2024.
Kemajuan ini didukung oleh institusi seperti Islamic Development Bank, yang mempromosikan tata kelola pembiayaan pembangunan dan mengintegrasikan pasar keuangan syariah.
Firdauz menekankan peran strategis Indonesia dalam lanskap ini, mencatat bahwa 87 persen populasinya adalah Muslim, dengan 60 persen berada di Pulau Jawa.
Dia juga menunjuk pada ekosistem ekonomi syariah Indonesia yang kuat, yang diikat oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Ke depanya, Firdauz menyampaikan harapan bahwa Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai pusat ekonomi syariah global—khususnya dari Jawa—dengan memajukan literasi keuangan syariah dan memperluas industri halal.
Penerjemah: Primayanti
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025