Ekonomi Kreatif Indonesia Lampaui Target Penyerapan Tenaga Kerja pada 2025

Jakarta (ANTARA) – Ekonomi kreatif Indonesia mempekerjakan 27,4 juta orang pada 2025, atau 18,7 persen dari angkatan kerja. Angka ini melebihi target pemerintah dan menegaskan perannya yang semakin besar sebagai penggerak lapangan kerja dan pertumbuhan, menurut data resmi.

Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsa, menyatakan data yang dikompilasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penyerapan tenaga kerja di sektor ini telah melampaui target 2025 sebanyak 25,55 juta pekerja.

Statistik ekonomi kreatif sangat penting untuk membentuk kebijakan berbasis data yang sesuai dengan kebutuhan pelaku industri kreatif di seluruh daerah, ujar Teuku dalam keterangan yang diterima di Jakarta pada Rabu.

“Saya apresiasi BPS. Kolaborasi kami dimulai pada 2010, sempat terhenti, dan dihidupkan kembali di 2025 sebagai bagian dari Asta Ekraf, khususnya Ekraf Data, untuk memperkuat perumusan kebijakan yang berdasarkan data,” katanya.

Asta Ekraf adalah kerangka kerja unggulan kementerian yang terdiri dari delapan pilar strategis untuk pengembangan ekonomi kreatif, termasuk penguatan data, pengembangan bakat, akses pasar, pembiayaan, dan koordinasi antarlembaga.

Ekraf Data, salah satu pilarnya, fokus pada meningkatkan kualitas, akurasi, dan keberlanjutan statistik ekonomi kreatif untuk mendukung kebijakan berbasis bukti yang selaras dengan kebutuhan daerah.

Data BPS menunjukkan lebih dari 50 persen pekerja ekonomi kreatif berusia di bawah 40 tahun, menggarisbawahi peran sektor ini sebagai sumber utama pekerjaan bagi generasi muda.

Kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) atas harga berlaku mencapai Rp1.611,2 triliun pada 2024, atau setara 7,28 persen dari PDB nasional, kata BPS.

Ekspor ekonomi kreatif juga mencatatkan pertumbuhan solid, mencapai US$26,68 miliar pada Januari-Oktober 2025, atau 11,96 persen dari ekspor nonmigas Indonesia, melampaui target nasional 2025.

MEMBACA  Kementerian merancang skema untuk menghubungkan UMKM dengan industri

Fesyen memimpin ekspor dengan nilai US$14,86 miliar, diikuti oleh kerajinan tangan sebesar US$11,10 miliar. Amerika Serikat menjadi tujuan utama, dilanjutkan oleh Swiss dan Jepang.

Teuku mengatakan angka-angka ini menegaskan bahwa ekonomi kreatif telah berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang nyata.

“Ekonomi kreatif bukan lagi sekadar potensi. Ia adalah sumber daya baru dan mesin pertumbuhan baru, yang berakar di daerah dan mendorong Indonesia maju,” ujarnya.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan PDB ekonomi kreatif tumbuh 6,57 persen pada 2024, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia yang sebesar 5,03 persen dan berkontribusi signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja.

Berita terkait: [Tautan berita 1]
Berita terkait: [Tautan berita 2]
Berita terkait: [Tautan berita 3]

*Penerjemah: Fitra Ashari, Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025*

Tinggalkan komentar