Dukungan G7 untuk Israel Membenarkan Keputusan Prabowo untuk Tidak Hadir: MPR

Wakil Ketua MPR Puji Keputusan Presiden Prabowo Tidak Hadiri KTT G7

Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Eddy Soeparno, memuji keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk tidak menghadiri KTT G7 di Kanada menyusul eskalasi konflik Israel-Iran.

"Keputusan Presiden Prabowo tidak hadir di forum G7 adalah keputusan terbaik," ujarnya dalam pernyataan tertulis yang dirilis pada Jumat.

Menurutnya, dukungan negara-negara G7 terhadap alasan Israel membela diri dengan melancarkan serangan rudal ke Iran—yang mereka sebut sebagai "sumber utama ketidakstabilan dan teror di kawasan"—membuktikan kebenaran keputusan Prabowo.

Soeparno menilai, dengan tidak ikut pertemuan tersebut, Presiden Prabowo telah mengambil langkah yang tepat dan strategis dalam menanggapi eskalasi konflik di Timur Tengah.

"Ini langkah strategis dan benar yang menunjukkan keteguhan Indonesia menolak segala bentuk kolonialisme dan serangan terhadap kedaulatan negara lain," tambahnya.

Sementara itu, rencana Prabowo berbicara di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025 mencerminkan posisi strategis Indonesia di tingkat global.

"Kehadirannya di SPIEF 2025 menunjukan diplomasi ekonomi aktif Indonesia dalam menghadapi situasi global yang semakin kompleks dan dinamis," kata Soeparno.

Ia yakin Prabowo dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan membahas respons terbaik untuk mengatasi konflik Israel-Palestina dan meredakan ketegangan di Timur Tengah.

"Terlebih, Presiden Prabowo konsisten dengan politik luar negeri bebas aktif dan memenuhi amanat Konstitusi untuk menentang segala bentuk penjajahan dan penindasan," tegasnya.

Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Presiden (PCO) Hasan Nasbi menegaskan, ketidakhadiran Prabowo di KTT G7 bukan berarti ia memihak blok atau negara tertentu.

Dia menyebut Prabowo memiliki komitmen lain yang penting, termasuk kunjungan kenegaraan ke Singapura dan Rusia, yang "waktunya bentrok" dengan KTT G7.

MEMBACA  AS mengkritik sikap 'maksimalis' PM Israel Netanyahu terkait gencatan senjata

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Sugiono menyatakan sikap negara-negara G7 yang membela Israel alih-alih Iran justru memperburuk konflik di Timur Tengah.

"Kami tidak menduga situasi ini sama sekali, dan (sikap itu) malah memperburuk keadaan. Begitu perang mulai, kita tidak tahu kapan dan bagaimana akan berakhir," tambahnya pada Rabu.

Berita terkait: