Dorong Generasi Muda Indonesia untuk Mendalami Ilmu Antariksa

Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Stella Christie, mendorong pemuda Indonesia untuk tidak ragu menekuni bidang studi yang tidak konvensional, khususnya yang terkait dengan teknologi ruang angkasa dan satelit.

Berbicara dalam diskusi panel bertajuk “Ruang Angkasa: Urgensi dan Relevansi untuk Indonesia” pada hari Kamis, Christie mengatakan bahwa sektor antariksa bukanlah industri yang sempit dan menawarkan peluang karir yang luas.

“Orang sering berpikir ruang angkasa berarti menjadi astronot — hanya ada satu lowongan kerja setiap 10 tahun. Itu tidak benar. Antariksa adalah industri yang besar dan terus berkembang,” ujarnya.

Indonesia, catatnya, memiliki keunggulan strategis dalam pengembangan antariksa karena letaknya di khatulistiwa, yang ideal untuk operasi satelit.

“Oleh karena itu, kami memiliki nilai ekonomi dan peluang kerja yang tinggi terkait antariksa. Masyarakat belum menyadari ini, sehingga membuat mereka enggan mengejar bidang yang terkait dengan ruang angkasa,” lanjutnya.

Lebih jauh, menteri menekankan bahwa ilmu pengetahuan di sektor antariksa juga memainkan peran strategis dalam pertahanan nasional.

Berita terkait: Pemerintah akan prioritaskan beasiswa LPDP STEM mulai 2026

Menurut dia, Presiden Prabowo Subianto telah berulang kali menekankan pentingnya satelit dan antariksa Indonesia, terutama dalam menjaga kedaulatan dan ketahanan Indonesia.

“Satelit antariksa adalah bagian penting karena semua data negara kita, data pertanian, data kemaritiman, dapat dikelola dengan baik jika kita memiliki sistem antariksa, sistem satelit yang bagus,” katanya.

Karena itu, dia mendorong generasi muda untuk mengejar studi terkait antariksa untuk memajukan potensi negara.

Sebelumnya, pemerintah juga telah mengumumkan prioritas pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk beasiswa di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) mulai tahun depan.

MEMBACA  Anak Menjadi Korban Hit and Run, Tamara Bleszynski Berbagi Pengalaman

Kepala Divisi Hukum dan Komunikasi LPDP, Mohamad Lukmanul Hakim, mengatakan bahwa LPDP harus memprioritaskan bidang-bidang tertentu untuk memenuhi kebutuhan sektor yang memerlukan percepatan mendesak.

Berita terkait: Pemerintah RI pacu penelitian prioritas dengan dana Rp1,8 triliun

Penerjemah: Sean Filo M, Resinta Sulistiyandari
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025