Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa distribusi infrastruktur digital yang merata dapat menjadi dasar untuk meningkatkan daya saing digital Indonesia.
Hal ini disampaikannya dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2024 di Jakarta pada hari Kamis.
Berdasarkan Indeks Daya Saing Digital East Ventures, wilayah di Pulau Jawa masih mendominasi dengan skor tinggi dalam daya saing digital.
Hal ini, katanya, karena pulau tersebut didukung oleh distribusi infrastruktur digital yang relatif merata.
Namun, meskipun bukan bagian dari Jawa, Sulawesi Tenggara termasuk dalam 8 wilayah dengan skor tertinggi.
“Sulawesi Tenggara berada di 8 besar karena lokasinya dan proyek infrastruktur digital serta proyek serat optik Palapa Ring,” ujarnya.
Selanjutnya, ia menekankan bahwa bakat digital yang memadai diperlukan untuk pengembangan ekonomi digital yang berkelanjutan.
Selain itu, katanya bahwa memperkuat dasar juga harus diikuti dengan peningkatan inklusi keuangan untuk mencapai target-target.
Beberapa program seperti QR Code Indonesian Standard (QRIS) terus didorong melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif dan kolaborasi pihak ketiga, seperti Program Strive dengan Mastercard Indonesia dan Promise II Impact dengan Organisasi Ketenagakerjaan Internasional (ILO).
Kolaborasi-kolaborasi ini ditujukan untuk meningkatkan akses ke layanan keuangan, serta memperluas literasi keuangan untuk mencapai target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada tahun 2024.
Pada akhir 2023, pemerintah Indonesia menyelesaikan Strategi Nasional Ekonomi Digital 2030 untuk membantu sektor digital berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia secara bertahap. Kontribusi sektor tersebut ditargetkan mencapai 20 persen pada tahun 2045.
Di tingkat regional, Indonesia juga telah mencapai kesepakatan untuk menyusun Perjanjian Kerangka Kerja Ekonomi Digital ASEAN (DEFA) untuk memajukan digitalisasi dan interoperabilitas.
Menurut Hartarto, dengan kesepakatan tersebut, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan mencapai US$2 triliun pada tahun 2030.
“Dengan demikian, ekonomi digital Indonesia pada tahun 2030, yang diperkirakan mencapai US$360 miliar, akan meningkat menjadi US$600 miliar,” katanya.
Berita terkait: Menteri menguraikan program-program pembangunan infrastruktur digital yang adil
Berita terkait: Pemerintah memastikan Microsoft tidak menyesal telah berinvestasi di Indonesia
Berita terkait: Pemerintah fokus pada pengembangan infrastruktur untuk meningkatkan inklusi keuangan
Penerjemah: Bayu Saputra, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2024