Distribusi buku akan terus dilakukan meskipun ada pemotongan anggaran: Perpustakaan Nasional

Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menegaskan komitmennya untuk terus mendistribusikan buku ke berbagai daerah meskipun kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan oleh Presiden Prabowo Subianto. “Kami dengan yakin mengatakan bahwa kami tidak akan mengurangi jumlah buku atau lokasi distribusi yang ditargetkan, dari Aceh hingga Papua,” kata Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz dalam sebuah pernyataan yang dirilis di sini pada hari Jumat.

Dia kemudian menekankan bahwa pemotongan anggaran yang diterapkan di lembaga negara tidak akan menghentikan Perpusnas dari memberikan kegiatan pelatihan kepada perpustakaan di daerah tentang cara menata, menampilkan, dan menawarkan buku secara online, bekerja sama dengan Forum Taman Baca Masyarakat (TBM).

Aziz juga menginformasikan bahwa kantornya akan melanjutkan dengan tiga prioritas untuk tahun ini: mempromosikan budaya literasi untuk meningkatkan keterampilan literasi masyarakat, menggalakkan naskah-naskah Indonesia, dan menilai kualitas perpustakaan.

“Inisiatif literasi kami secara langsung menyentuh masyarakat. Kami akan terus berupaya menyediakan akses yang nyaman bagi masyarakat ke literatur di Perpustakaan Nasional serta fasilitas serupa di desa, kabupaten, kota, dan provinsi,” katanya.

Pemimpin Perpusnas menambahkan bahwa pihaknya juga bertekad untuk membuat karya sastra lebih mudah diakses dengan mengonversi buku-buku cetak ke format digital meskipun mengalami pemotongan anggaran sebesar 38,8 persen akibat dorongan efisiensi.

Selama pertemuan dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta pada hari Kamis, Aziz memastikan kepada legislator bahwa Perpusnas akan menggunakan anggaran baru sebesar Rp441,82 miliar (US$27,2 juta) dengan efektif untuk meningkatkan tingkat literasi nasional.

Anggaran pra-efisiensi untuk Perpusnas tahun ini sebesar Rp721,68 miliar (US$44,5 juta).

Esti Wijayati, wakil ketua komisi legislatif, mendorong Perpustakaan Nasional untuk berpikir dan bekerja secara strategis untuk memenuhi fungsi utamanya dalam meningkatkan tingkat literasi di tengah pemotongan anggaran.

MEMBACA  "Ditelepon 10 Kali Tidak Akan Melihat, Kecuali" (Indonesian translation)

“Pertimbangan strategis harus dimasukkan agar Perpusnas terus beroperasi secara optimal,” katanya.

Berita terkait: Perpustakaan Nasional, SOAS tandatangani kesepakatan tentang database naskah Nusantara

Berita terkait: Perpustakaan Nasional Indonesia mempertahankan 19.726 naskah kuno

Translator: Lintang Budiyanti, Tegar Nurfitra
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2025