Jakarta (ANTARA) – Pusat Kajian Kebijakan Prasasti (Prasasti) melaporkan bahwa digitalisasi, termasuk penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), berperan signifikan dalam meningkatkan efisiensi investasi.
Direktur Riset Prasasti Gundy Cahyadi menyatakan ada korelasi positif antara adopsi digital dan efisiensi modal. Hal ini tercermin dari Incremental Capital Output Ratio (ICOR) sebesar 4,3 di sektor ekonomi yang terdigtalisasi, lebih baik dari level ICOR nasional 6,6.
"Digitalisasi bukan sekadar peningkatan teknologi. Ia merupakan fondasi penting yang dapat mendorong produktivitas, memperkuat daya saing UMKM, dan menjadi pilar utama transformasi ekonomi jangka panjang Indonesia," kata Gundy dalam pernyataan di Jakarta, Jumat.
ICOR mengukur jumlah investasi yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto. ICOR yang lebih rendah mengindikasikan investasi yang lebih efisien, sementara ICOR lebih tinggi menunjukkan biaya investasi yang meningkat untuk mendukung ekspansi ekonomi.
Gundy mencatat, efisiensi yang membaik ini terkait erat dengan peran QRIS yang makin besar, yang telah menjadi instrumen pembayaran non-tunai terbesar di Indonesia. Hingga paruh pertama 2023, QRIS mencatat nilai transaksi Rp579 triliun dengan 41 juta pedagang, dimana 93,16 persen di antaranya adalah UMKM.
Dia menambahkan, digitalisasi melalui QRIS membantu UMKM naik kelas dan dapat mengatasi fenomena hollow middle, dimana jumlah usaha menengah masih terbatas di antara dominasi usaha mikro dan perusahaan besar.
"Adopsi QRIS melonjak pesat dalam lima tahun terakhir. Perkembangan ini memungkinkan UMKM mengelola keuangan lebih efektif, mengurangi risiko keamanan, dan menawarkan opsi pembayaran non-tunai yang nyaman bagi konsumen," ujarnya.
Selain berfungsi sebagai alat bayar, catatan transaksi QRIS dapat menjadi data untuk alternative credit scoring. Inovasi semacam ini dapat memperluas akses pembayaran bagi UMKM yang selama ini sulit menjangkau lembaga keuangan formal karena tidak punya agunan atau riwayat kredit konvensional.
"Digitalisasi tidak hanya tentang meningkatkan teknologi. Ia adalah fondasi kunci yang dapat meningkatkan produktivitas, memperkuat dayasaing UMKM, dan mendukung transformasi ekonomi jangka panjang Indonesia," tambahnya.
Berita terkait: Indonesia promosikan pembayaran digital QRIS di KTT G20
Berita terkait: Bank Indonesia catat transfer BI-FAST US$1,5 triliun
Berita terkait: Transformasi digital bangun sistem pembayaran nasional mandiri
Penerjemah: Uyu Septiyati Liman, Primayanti
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025