Dewan Sasak Tegaskan Paradigma Budaya Baru yang Inklusif

Mataram (ANTARA) – Majelis Adat Sasak (MAS) menekankan pergeseran penting dalam cara masyarakat Sasak memaknai identitas budayanya.

Memperingati ulang tahun ke-30, organisasi ini menyatakan sedang bergerak dari pola pikir eksklusif ke paradigma yang lebih inklusif, egaliter, dan terbuka yang merangkul semua kelompok agama yang hidup di Pulau Lombok.

Ketua MAS Lalu Sajim Sastrawan menggambarkan perjalanan tiga dekade dewan ini sebagai momen untuk menilai ulang sejarah dan memperluas pemahaman tentang siapa saja yang dianggap sebagai orang Sasak.

Dia mengatakan identitas budaya orang Sasak saat ini tidak bisa lagi dilihat hanya melalui lensa komunitas yang mayoritas beragama Islam.

Menurut Sajim, masyarakat Sasak modern mencerminkan keragaman yang sudah lama ada di Lombok. Selain populasi Muslim, pulau ini juga dihuni oleh orang Sasak yang memeluk Hindu, Buddha, Kristen, dan Konghucu.

Mereka telah hidup berdampingan selama berabad-abad dan membentuk bagian tak terpisahkan dari lanskap sosial-budaya Lombok.

Ia menekankan bahwa ulang tahun ke-30 dewan ini berfungsi sebagai titik klarifikasi sejarah tentang topik-topik yang dulu dianggap sensitif, serta penanda bahwa masyarakat adat harus mengakui dan menerima keragaman ini.

Sajim menambahkan bahwa pergeseran paradigma ini sangat penting untuk membangun masyarakat Sasak yang lebih egaliter dan terbuka.

Majelis Adat Sasak juga memperkuat komunikasi antaragama, khususnya dengan komunitas Hindu dan Tionghoa yang telah lama tinggal di Lombok, serta kelompok Buddha dan penganut agama lainnya.

Sajim mencatat bahwa keterkaitan ekologis dan historis antara orang Sasak dengan semua komunitas di pulau itu membentuk landasan kuat untuk memajukan inklusivitas.

Dia menambahkan bahwa keterbukaan bukan hanya kebutuhan budaya tetapi juga prasyarat untuk pembangunan nasional. Untuk alasan ini, MAS telah mengambil sikap jelas bahwa keragaman adalah bagian tak terpisahkan dari identitas Sasak.

MEMBACA  Apakah Kamu Lebih Kaya Dibandingkan Teman Sebaya? Kekayaan Bersih yang Dibutuhkan untuk Masuk ke 10% Teratas Usiamu

Acara utama peringatan 30 tahun MAS akan berlangsung pada 10 Desember 2025 di Desa Golong, Kabupaten Lombok Barat.

Acara ini termasuk upacara adat untuk menganugerahkan gelar kehormatan Manggale Gumi Sasak kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Muhamad Iqbal dan Deklarasi Gunung Rinjani.

Berita terkait: Belajar dari orang Sasak tentang mitigasi bencana

Berita terkait: Jokowi pakai baju adat Sasak di sidang tahunan DPR, DPD 2019

Penerjemah: Sugiharto Purnama, Primayanti
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025

Tinggalkan komentar