Dewan Parlemen Iran Setujui Penutupan Selat Hormuz, Harga BBM Diprediksi Naik Tajam

Senin, 23 Juni 2025 – 01:25 WIB

Teheran, VIVA – Parlemen Iran telah memutuskan untuk menutup Selat Hormuz, jalur pelayaran penting yg dilalui sekitar 20% minyak dunia tiap hari.

Baca Juga:
Menlu Iran Terbang ke Rusia, Adukan Serangan AS ke Vladimir Putin

"Parlemen sudah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup," kata Mayor Jenderal Esmaeli Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional di Parlemen Iran, seperti dilaporkan televisi Iran Press TV, Minggu, 22 Juni 2025.

Selat Hormuz adalah salah satu jalur laut paling penting untuk lalu lintas minyak dunia. Penutupan selat ini ke negara-negara Teluk bisa memblokir pengiriman minyak senilai US$ 1 miliar per hari, yang mungkin akan membuat harga minyak naik tajam.

Baca Juga:
Pengamat: Serangan AS ke Iran Simbolik, Taktik Trump Selamatkan Wajah Netanyahu

Keputusan ini juga akan mulai berlaku sambil menunggu keputusan akhir dari Dewan Tertinggi Iran. Keputusan Dewan Tertinggi harus diambil malam ini, menurut Press TV milik pemerintah Iran.

Baca Juga:
Mengenal B-2 Spirit, Pesawat Pengebom Tercanggih yang Digunakan AS untuk Serang Situs Nuklir Iran

"Keputusan akhir mengenai hal ini akan ditetapkan oleh Dewan Keamanan Tertinggi Nasional," ujarnya, merujuk pada otoritas keamanan tertinggi di Iran. "Eskalasi besar Iran sebagai respons terhadap serangan AS ke fasilitas nuklirnya akan dilakukan kapan pun diperlukan," tambahnya.

Selat yg menghubungkan Teluk Oman dengan Teluk Persia adalah salah satu titik tersempit paling kritis di dunia, dengan lebar hanya 20 mil di bagian terendah. Jalur pelayarannya bahkan lebih sempit, kurang dari dua mil di setiap arah, membuatnya sangat rentan terhadap serangan atau penutupan.

Selat ini dangkal, sehingga rawan terhadap tambang bawah laut, sementara sempitnya membuat kapal yg lewat mudah diserang rudal dari darat atau dihadang kapal patroli dan helikopter.

MEMBACA  Biaya Kemacetan London Akan Naik 20% Menurut Rencana TfL

Armada Kelima AS bersama angkatan laut Barat lainnya selalu berpatroli di daerah ini. Wilayah ini berbatasan dengan Iran di utara dan Oman serta Uni Emirat Arab di selatan.

Sebagian besar minyak yg diekspor oleh negara-negara penghasil minyak besar seperti Iran, Irak, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, dan UEA, semua melewati selat sempit ini.

Halaman Selanjutnya
Selat yang menghubungkan Teluk Oman dengan Teluk Persia merupakan salah satu titik sempit paling kritis di dunia, lebarnya hanya 20 mil pada titik tersempitnya.