Sabtu, 13 Desember 2025 – 23:54 WIB
Thailand, VIVA – Tren perbesaran bibir mengalami pergeseran besar dalam beberapa tahun terakhir. Jika dulu bibir besar jadi simbol kecantikan, sekarang pasien malah lebih hati-hati dan pilih-pilih dalam memilih filler.
Tampilan bibir yang terlalu penuh, kaku, atau terlihat palsu mulai ditinggalkan. Ini seiring dengan kekhawatiran akan hasil yang tidak natural, risiko filler berpindah, sampai efek overfilled yang bisa mengubah karakter wajah. Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!
Perubahan selera ini juga pengaruhi pendekatan dokter estetika. Hasil ideal sekarang bukan cuma menambah volume, tapi menciptakan bibir yang lembut, terdefinisi, dan menyatu alami dengan proporsi wajah pasien. Natural look jadi standar baru dalam prosedur filler modern.
Baca Juga :
Anggap Botox dan Filler Horor, Ini Rahasia Raline Shah Awet Muda dan Cantik Natural di Usia 40
Sejalan dengan tren itu, dunia estetika kini kenal filler generasi baru yang fokus pada stabilitas dan penyatuannya dengan jaringan kulit. Satu teknologi yang banyak dibahas adalah struktur gel berpori (porous network structure). Struktur ini membuat filler menyebar lebih halus, menyatu dengan jaringan, dan mengurangi risiko berpindah setelah disuntik.
Baca Juga :
Fakta, Mitos dan Tren Pasar di Indonesia Mengenai Filler Hyaluronic Acid (HA) Tahun 2025
Pendekatan ini dianggap penting, terutama untuk area sensitif seperti bibir, garis senyum, dan bawah mata. Filler dengan karakter seperti ini tidak cuma beri volume, tapi juga bantu samarkan kerutan halus dan pertegas kontur wajah tanpa kesan berlebihan.
Beberapa publikasi dan data klinis juga tunjukkan bahwa filler dengan struktur gel stabil bisa bertahan sampai satu tahun di area suntik, dengan tingkat kepuasaan pasien yang tinggi dan hasil yang konsisten di berbagai kondisi jaringan. Faktor radang yang rendah dan risiko komplikasi minimal jadi pertimbangan utama, baik bagi pasien maupun dokter.
Dalam satu diskusi klinis internasional, dr. Vanravi Vachatimanont dari Thailand soroti perubahan selera pasien terhadap hasil estetika sekarang.
“Pasien sekarang ingin keanggunan, bukan yang berlebihan. Lorient memberikan volume dan definisi sekaligus menjaga karakter alami wajah,” kata dr Vanravi dalam bahasa Inggris, dikutip dari keterangannya, Sabtu 13 Desember 2025.
Dalam konteks ini, Lorient sering dibahas sebagai salah satu contoh filler modern yang pakai pendekatan naturalitas dan stabilitas. Filler ini dirancang dengan struktur gel berpori (porous network structure) yang memungkinkan integrasi lebih lembut dengan jaringan kulit, jadi penyebarannya lebih halus dan risiko migrasi bisa ditekan.
Karakteristik itu bikin Lorient tidak hanya dipakai untuk tambah volume, tapi juga untuk bikin definisi yang ringan dan proporsional, khususnya di area sensitif seperti bibir dan garis senyum.