Jakarta (ANTARA) – PT Danantara Asset Management telah memfasilitasi kerja sama pengembangan panas bumi antara perusahaan minyak negara PT Pertamina dan penyedia listrik negara PT PLN.
Danantara mendukung kolaborasi ini untuk meningkatkan pembangkit listrik guna memajukan agenda ketahanan energi nasional dan mempercepat transisi ke energi bersih.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Selasa, CEO Danantara, Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa pengembangan energi panas bumi merupakan agenda strategis nasional untuk memperkuat ketahanan energi dan mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon.
“Melalui kolaborasi antar-BUMN, Danantara mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kemandirian energi Indonesia,” ujarnya.
Inisiatif ini akan mendukung Kebijakan Energi Nasional, yaitu target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030 dan visi Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan memanfaatkan energi panas bumi sebagai sumber energi terbarukan yang berkelanjutan.
Kolaborasi antara PLN melalui PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) diwujudkan dalam Perjanjian Kerja Sama yang dikoordinasikan oleh Danantara Indonesia.
Roeslani menyatakan bahwa perjanjian tersebut telah diformalkan melalui kesepakatan konsorsium, khususnya untuk Proyek Ulubelu Bottoming Unit di Lampung dan Lahendong Bottoming Unit di Sulawesi Utara.
“Danantara akan memastikan kolaborasi ini mendorong efisiensi operasional dan keberlanjutan, sebagai kontribusi nyata bagi ketahanan energi nasional dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang,” tambahnya.
Selain itu, kolaborasi ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi pengembangan pembangkit listrik panas bumi, baik melalui proyek baru maupun percepatan proyek yang sedang berjalan.
Ruang lingkup kerja sama ini meliputi penyusunan skema kerja sama optimal, pemanfaatan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) masing-masing pihak, sinkronisasi dan percepatan implementasi proyek, studi kelayakan teknis dan komersial, serta pembentukan tim kerja bersama dan komite gabungan sebagai forum koordinasi.
Melalui kemitraan ini, 19 proyek eksisting dengan kapasitas sekitar 530 megawatt (MW) akan dipercepat melalui sinergi operasional dan koordinasi lintas entitas.
Lebih lanjut, kedua pihak sepakat untuk mengevaluasi potensi pengembangan tambahan, baik di WKP yang ada maupun di wilayah prospektif baru.
Roeslani menyebut potensi kapasitasnya bisa mencapai 1.130 MW dengan nilai investasi diperkirakan hingga US$5,4 miliar, menegaskan skala strategis dan kontribusi nyatanya bagi ketahanan energi nasional serta transisi ke energi bersih.
Berita terkait:
Danantara mendorong BUMN untuk mengejar tujuan jangka panjang
Berita terkait:
Indonesia menargetkan 10.000 koperasi desa beroperasi pada Agustus
Berita terkait:
Jambi meminta dukungan finansial Danantara untuk hilirisasi kelapa
Penerjemah: Muhammad Heriyanto, Resinta Sulistiyandari
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025
*(typo: “pembangkit listrik” seharusnya “pembangkit listrik”)*