Dampak Besar Perang Tarif Trump, AS Menambah 151.000 Pekerjaan

loading…

Kebijakan perang tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump telah membuka lebih banyak peluang kerja. Pada bulan Februari, Amerika Serikat berhasil menambah 151.000 lapangan pekerjaan, menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja pada Jumat (7/3).

Bulan lalu, Trump memberlakukan tarif pada barang-barang impor dari China, yang kemudian direspons oleh Beijing dengan tindakan balasan. Selain itu, ia juga memberlakukan tarif pada impor dari Kanada dan Meksiko, namun kemudian menunda pemberlakuan tarif tersebut setelah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum.

Sementara itu, tingkat pengangguran sedikit mengalami kenaikan menjadi 4,1% dari 4% pada bulan Januari. Data ini tidak termasuk pemutusan hubungan kerja terhadap para pekerja pemerintah federal yang dilakukan oleh Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dimiliki oleh Elon Musk.

Kondisi pembekuan dana federal yang terjadi berulang kali telah membuat para pekerja yang mengandalkan hibah menjadi sangat rentan, sementara sebagian besar lapangan kerja baru terpusat di sektor-sektor dengan upah rendah seperti perhotelan dan rekreasi.

Para ekonom menyatakan bahwa dampak jangka panjang dari kebijakan tarif yang diterapkan oleh Trump masih belum jelas, namun ekonomi di bawah kepemimpinan Trump saat ini terlihat goyah. “Perekonomian memulai langkahnya dengan lambat di bawah kepemimpinan baru,” ujar Kepala Ekonom Christopher Rupkey kepada Reuters seperti yang dilansir pada Sabtu (8/3/2025).

“Tidak mungkin melakukan pemecatan massal terhadap para pekerja pemerintah dan kontraktor pemerintah tanpa berdampak pada kehilangan lapangan kerja di sektor swasta. Tarif merupakan kenaikan harga dan hambatan terhadap pertumbuhan ekonomi yang melibatkan rekrutmen.”

(nng)

MEMBACA  Meta Mengatakan Akan Membocorkan ke Trump Jika UE Terus Bertindak Kasar