Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi I DPR Budisatrio Djiwandono menyatakan bahwa Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (I-EU CEPA) akan memperluas akses Indonesia ke pasar Eropa.
Dia menekankan bahwa kesepakatan ini membuka pintu ke pasar dengan lebih dari 450 juta orang dan berpotensi meningkatkan perdagangan dengan UE secara signifikan. Nilai perdagangan saat ini mencapai sekitar US$30 miliar (sekitar Rp480 triliun).
“I-EU CEPA menciptakan peluang baru untuk perdagangan dan investasi yang sebelumnya belum tergarap. Ini juga langkah strategis untuk mendiversifikasi kemitraan dagang Indonesia,” ujar Djiwandono di Jakarta, Selasa.
Ia memuji penyelesaian perjanjian dagang antara Indonesia dan UE.
Dengan kesepakatan ini, sekitar 80% komoditas ekspor Indonesia akan bebas tarif. Hal ini diproyeksikan mendorong pertumbuhan ekspor di atas 50% dalam tahun-tahun mendatang.
“Bagi Indonesia, kesepakatan ini akan memperkuat industri bernilai tambah untuk ekspor, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan merangsang investasi masuk,” tambahnya.
Djiwandono menegaskan bahwa perjanjian ini mencerminkan komitmen Indonesia membangun hubungan dagang yang adil, strategis, dan saling menguntungkan.
Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, diplomasi ekonomi Indonesia akan dipandu prinsip kolaborasi dalam kerangka perdagangan bebas dan adil.
Selain perdagangan dan investasi, Djiwandono menyinggung peningkatan konektivitas antar-masyarakat, terutama melalui kebijakan visa kaskade UE yang mempermudah WNI memperoleh visa multi-entri Schengen.
“Mobilitas manusia adalah bagian penting dari kemitraan strategis. Akses lebih mudah ke visa Schengen akan meningkatkan partisipasi Indonesia di bidang pendidikan, riset, kewirausahaan, dan diplomasi budaya di Eropa,” katanya.
Dia menyebut kesepakatan ini bukti komitmen konsisten Indonesia terhadap kerja sama adil dan kolaboratif di tengah ketidakpastian global akibat ketegangan geopolitik, ancaman perang dagang, dan tren deglobalisasi.
“Meski beberapa negara memilih kebijakan konfrontatif dan proteksionis, pemerintahan Presiden Prabowo menunjukkan bahwa kerja sama berbasis saling hormat dan manfaat adalah jalan terbaik menuju kemakmuran bersama,” tegasnya.
Penerjemah: Bagus, Azis Kurmala
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025