Masalah gangguan makan pada anak bukanlah hal yang bisa dianggap enteng. Hal ini dapat memiliki dampak yang serius bagi kesehatan dan perkembangan anak jika tidak ditangani dengan tepat. Gangguan makan pada anak terjadi ketika mereka kehilangan minat untuk makan, hanya mau makan makanan tertentu, atau makan dalam jumlah yang sangat sedikit. Kondisi ini umumnya terjadi pada anak usia 1 hingga 5 tahun, namun bisa berlanjut hingga usia sekolah jika tidak ditangani dengan baik. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, anak yang mengalami kesulitan makan berisiko tinggi mengalami gizi kurang hingga gizi buruk, yang dapat berdampak langsung pada pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan sistem kekebalan tubuh anak.
Kasus anak susah makan tidak terbatas pada wilayah tertentu. Di Indonesia, baik di kota besar maupun di daerah, masalah ini dilaporkan oleh banyak orangtua, termasuk melalui posyandu dan layanan konsultasi dokter anak. Masalah ini paling sering dialami oleh anak-anak usia balita, dan yang paling terdampak adalah para orangtua, khususnya ibu, yang harus mencari cara agar kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi.
Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata usianya dan berisiko mengalami penurunan fungsi kognitif. Selain itu, anak yang mengalami defisiensi nutrisi, juga lebih rentan terhadap gangguan perilaku, seperti mudah marah, cemas, dan kesulitan tidur. Studi juga menunjukkan bahwa pola makan yang buruk berhubungan dengan risiko depresi dan gangguan perilaku di kemudian hari.
Jika anak menunjukkan penurunan nafsu makan lebih dari 1 minggu berturut-turut, berat badan mulai stagnan atau turun, dan anak tampak lemas atau kurang fokus, maka orangtua perlu segera mengambil tindakan dan berkonsultasi ke dokter. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan anak kehilangan nafsu makan, seperti pertumbuhan gigi, sakit flu atau batuk, bosan dengan menu makanan, gangguan pencernaan ringan, stres karena perubahan lingkungan, dan kekurangan vitamin dan mineral tertentu seperti zinc, vitamin B, dan zat besi.
Mengatasi masalah nafsu makan tidak cukup hanya dengan memaksa anak untuk makan. Pendekatan yang lebih efektif adalah dengan menciptakan suasana makan yang menyenangkan, memberikan variasi makanan dengan tampilan menarik, dan menambahkan asupan vitamin alami untuk membantu menstimulasi nafsu makan. Selain itu, penggunaan suplemen khusus seperti Paramorina PE-D dapat membantu meningkatkan nafsu makan, memperbaiki pola makan, serta mendukung proses belajar berjalan pada anak. Suplemen ini mengandung bahan-bahan alami seperti temulawak, moringa, kunyit, jintan hitam, dan sari kurma, yang bermanfaat bagi kesehatan anak.