Memuat…
Caleg Partai Perindo untuk DPRD Provinsi Dapil DKI Jakarta VIII, Alva Ruslina (dua dari kanan) menghadiri bazar murah dan cek kesehatan gratis di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (14/1/2024). FOTO/MPI/ACHMAD AL FIQRI
JAKARTA – Caleg Partai Perindo untuk DPRD Provinsi Dapil DKI Jakarta VIII, Alva Ruslina, hadir dalam bazar murah dan cek kesehatan gratis di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada hari Minggu (14/1/2024) pagi. Warga berharap caleg dari partai dengan lambang Rajawali ini dapat berkembang dan mendapatkan nomor urut 16 pada surat suara Pemilu 2024 dengan sukses.
Salah satu warga, Rohmani (56), berharap Alva bisa sukses dalam Pemilu 2024. “Semoga sukses, harapannya,” katanya saat ditemui di lokasi.
Rohmani mengingatkan Alva untuk menjalankan janji-janjinya jika terpilih menjadi wakil rakyat. “Tapi ingat, janji harus ditepati. Banyak orang hanya berbicara, ternyata tidak melaksanakan,” ujarnya.
Menurutnya, masyarakat akan percaya pada Alva jika ia memenuhi janjinya. Dia yakin Alva bisa terpilih kembali jika mampu mewujudkan janji politiknya.
“Jika dia memenuhinya, warga juga akan senang. Semoga terpilih dan terpilih lagi di tahun-tahun mendatang,” kata Rohmani.
Sebelumnya, Alva bertekad untuk memperjuangkan hak perempuan dan anak-anak jika terpilih menjadi wakil rakyat dalam Pemilu 2024. Bahkan, Alva juga akan memperjuangkan hak UMKM.
“Saya akan memajukan perempuan dan anak-anak, terutama bagi ibu-ibu yang berjualan, dan juga UMKM,” jelas Alva sebelum acara dimulai.
Alva menjelaskan, tekad tersebut didasarkan pada visi-misi Partai Perindo yang dikenal sebagai partai modern yang peduli pada rakyat kecil, berjuang gigih untuk menciptakan lapangan kerja, dan mensejahterakan Indonesia.
“Sesuai dengan visi-misi Perindo, yang selalu berjuang untuk UMKM. Kenal kan gerobak Perindo? Itu sebabnya, Perindo mendukung UMKM,” tutur Alva.
Tidak hanya itu, Alva juga bertekad untuk fokus memperbaiki masalah pendidikan jika terpilih menjadi anggota legislator. Salah satunya adalah biaya pendidikan.
“Jadi jika tidak bisa masuk universitas negeri, maka harus ke perguruan tinggi swasta, dan banyak yang tidak mampu untuk itu,” katanya.
(abd)