Selasa, 2 September 2025 – 08:58 WIB
Jakarta, VIVA – Bursa Asia-Pasifik sebagian besar menguat pada saat pembukaan perdagangan hari Selasa. Kenaikan ini didorong oleh sentimen investor terkait pertemuan para pemimpin Organisasi Kerjasama Shanghai di Tianjin serta situasi ketidakpastian tentang tarif impor yang berlaku.
Baca Juga:
BPS Laporkan Deflasi 0,08 Persen di Agustus 2025
Pengadilan Banding Federal Amerika Serikat pada hari Jumat lalu memutuskan bahwa sebagian besar tarif timbal balik yang ditetapkan oleh mantan Presiden Donald Trump adalah ilegal.
Pemerintah Korea Selatan mengumumkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) naik sebesar 1,7 persen secara year-on-year (yoy) pada bulan Agustus.
Baca Juga:
Bursa Asia Lesu Usai Pengadilan AS Tetapkan Kebijakan Tarif Timbal Balik Trump Ilegal
Kenaikan ini merupakan yang paling lambat sejak November tahun lalu dan sedikit lebih rendah dari perkiraan para ekonom, yang memproyeksikan kenaikan hingga 2 persen.
Ilustrasi sayuran/belanja di supermarket.
Baca Juga:
Bursa Asia-Pasifik Bergejolak saat Wall Street Cetak Rekor Tertinggi
Australia dijadwalkan akan melaporkan neraca transaksi berjalan untuk kuartal II-2025. Para ekonom memprediksi akan terjadi defisit sekitar 16 miliar dolar Australia, atau setara dengan US$10,49 miliar.
Dikutip dari CNBC Internasional, indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 0,31 persen. Sementara indeks Topix juga naik sebesar 0,28 persen.
Di Korea Selatan, indeks Kospi meningkat 0,45 persen. Sedangkan indeks Kosdaq, yang berisi saham-saham dengan kapitalisasi kecil, naik 0,14 persen.
Indeks S&P/ASX 200 di Australia justru turun sebesar 0,41 persen. Kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong juga menunjukkan pembukaan yang lebih lemah.
Pasar saham AS ditutup kemarin, Senin, karena libur nasional untuk memperingati Hari Buruh.
Halaman Selanjutnya