Jumat, 20 Juni 2025 – 10:28 WIB
Jakarta, VIVA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN, memamerkan keunggulan dan suksesnya program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi di Indonesia kepada dunia internasional.
Baca Juga:
Menteri PKP Apresiasi Komitmen BTN Dukung Program Rumah Rakyat
Penjelasan ini disampaikan oleh Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, dalam acara United Nations Environment Programme-Finance Initiative (UNEP-FI) Regional Roundtable on Sustainable Finance Asia Pacific yang diadakan di Suzhou, Cina.
Dalam forum keuangan berkelanjutan tersebut, KPR Subsidi di Indonesia dijelaskan Setiyo sebagai solusi yang memberikan manfaat luas bagi masyarakat, sekaligus mendorong pertumbuhan keuangan yang berkesinambungan.
Baca Juga:
Fundamental Keuangan BTN Kuat Lewat Transformasi, Ini Buktinya
Sebagai bank yang unik di Indonesia, BTN tidak hanya fokus pada penyediaan rumah terjangkau sesuai Program Perumahan Nasional, tetapi juga menjaga keberlanjutan keuntungan.
Peserta akad massal KPR Subsidi BTN.
Baca Juga:
Kepala Dinas KPKP Jakarta: BPJS Hewan Bukan Iuran Seperti Manusia tapi Subsidi
"Dari sekitar 70% kredit konsumer di BTN, 90% nya adalah KPR yang diambil oleh masyarakat berpenghasilan rendah," kata Setiyo dalam pernyataannya, Jumat, 20 Juni 2025.
KPR Subsidi BTN disebutnya sebagai solusi untuk kepemilikan rumah layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Bagi BTN, program ini juga menjadi penggerak bisnis. "Ini membuktikan bahwa nilai sosial dan keuntungan bisa berjalan bersama," ujarnya.
Setiyo menambahkan, dampak sosial KPR Subsidi BTN sangat nyata. Dari total KPR BTN, 61% diakses oleh debitur di pinggiran kota. Sekitar 68% debitur berusia produktif (30-60 tahun), dan 31% adalah perempuan, menunjukkan upaya BTN mendorong kesetaraan dalam kepemilikan rumah.
Menurutnya, pengelolaan portofolio yang hati-hati adalah kunci untuk menyeimbangkan keuntungan dan dampak sosial. BTN juga terus meningkatkan manajemen risiko menyikapi ancaman iklim seperti banjir dan kebakaran.
"Kami terus optimalkan portofolio agar tidak hanya untung, tapi juga memperkuat kontribusi sosial dan mengurangi risiko iklim. Profit dan dampak harus sejalan," jelasnya.