BRIN Perkuat Ekosistem Penginderaan Jauh untuk Meningkatkan Kesejahteraan Nasional

Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, mendorong pengembangan ekosistem remote sensing di Indonesia untuk memaksimalkan potensinya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kita harus fokus pada menciptakan permintaan baru dan membangun ekosistem luar angkasa yang berpusat pada remote sensing,” kata Handoko dalam sebuah diskusi panel bertajuk “Luar Angkasa: Urgensi dan Relevansinya bagi Indonesia” yang diadakan di Jakarta pada hari Kamis.

Remote sensing adalah pengukuran atau akuisisi data tentang suatu objek atau fenomena oleh perangkat yang tidak bersentuhan langsung dengannya, biasanya dari pesawat, wahana antariksa, atau satelit.

Handoko mencatat bahwa Indonesia adalah pengguna data remote sensing terbesar, bukan karena benua, tetapi karena merupakan negara kepulauan.

“Dengan begitu banyak air, tidak mungkin bagi kita untuk beroperasi tanpa data remote sensing,” ujarnya.

Handoko menekankan bahwa memperoleh data tersebut sangat mahal karena luas geografis Indonesia yang sangat besar.

Untuk mengurangi biaya dan berpotensi menghasilkan pendapatan, BRIN telah mengembangkan konstelasi satelit remote sensing sejak 2022. Handoko menjelaskan bahwa membeli data ini secara individual akan terlalu mahal bagi berbagai instansi pemerintah, itulah sebabnya BRIN saat ini mengelola semua akuisisinya.

Handoko mendorong semua pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, untuk berkolaborasi dalam proyek konstelasi satelit nasional agar manfaatnya dapat dinikmati secara luas.

Dia percaya pemerintah harus memimpin inisiatif ini, sementara tanggung jawab operasional harus dialihkan ke sektor swasta.

Pendekatan ini, tambahnya, akan memungkinkan entitas swasta untuk mengomersialkan data, memperluas akses, dan mendorong pertumbuhan startup yang mengembangkan platform berbasis teknologi remote sensing.

“Ada ceruk pasar yang jelas, apakah untuk memantau perikanan, cuaca, atau perkebunan kelapa sawit. Peluang bisnisnya ada,” katanya.

MEMBACA  Apakah Megabintang Al Nassr Sudah Tiba di Jakarta Setelah Muncul Foto Cristiano Ronaldo Makan Sate?

“Kami akan menyediakan konstelasi satelitnya di awal, bersama dengan infrastruktur untuk komputasi kinerja tinggi dan sistem backend. Dengan begitu, startup hanya perlu mengeluarkan usaha dan kerja keras mereka,” pungkas Handoko.

Berita terkait: Harapkan regulasi ruang angkasa baru untuk dukung pembangunan nasional: BRIN

Berita terkait: BRIN bermitra dengan Cina untuk kembangkan konstelasi satelit

Penerjemah: Sean Filo Muhamad, Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025