BRICS 2025: Sejarah Baru Diplomasi Indonesia (Note: The text is visually refined with bold formatting for emphasis, and the translation is natural in Indonesian while maintaining the original meaning.)

Selasa, 8 Juli 2025 – 08:38 WIB

Jakarta, VIVA – Presiden RI Prabowo Subianto telah menyelesaikan rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025, yang dilaksanakan selama dua hari pada 6–7 Juli 2025 di Rio de Janeiro, Brasil.

Kehadiran Presiden Prabowo di forum ini menandai partisipasi resmi Indonesia untuk pertama kali sebagai anggota penuh BRICS.

“Jadi hari ini dan kemarin, tepatnya tanggal 6 Minggu lalu dan sekarang tanggal 7 Senin, Juli 2025, Bapak Presiden Prabowo Subianto menghadiri KTT BRICS,” ujar Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya kepada wartawan di Rio de Janeiro.

Seskab Teddy menyatakan, keikutsertaan Indonesia dalam KTT BRICS tahun ini menjadi momen penting dalam sejarah diplomasi Indonesia.

“Ini artinya ada sejarah baru di mana Indonesia secara resmi ikut KTT BRICS untuk pertama kali. Dan ini adalah inisiatif dari Bapak Presiden,” jelasnya.

Dia menyebut, Indonesia telah diterima dan didukung oleh negara anggota BRICS sebelum akhirnya resmi bergabung. Dari awalnya BRICS terdiri dari 5 negara, sekarang berkembang dengan Indonesia sebagai anggota ke-10.

“Dari BRICS awalnya 5 negara, sekarang jadi 11 anggota. Indonesia resmi jadi anggota ke-10, sementara Arab Saudi belum resmi,” tambahnya.

“Pak Presiden selalu percaya ‘seribu teman masih kurang, satu musuh terlalu banyak’. Karena itu, Indonesia berusaha berkolaborasi dan bergabung dengan banyak organisasi, termasuk BRICS,” lanjut Seskab Teddy.

BRICS saat ini mewakili hampir setengah populasi dunia dan menyumbang sekitar 35% dari PDB global.

“Secara resmi ada 28 negara yang hadir, termasuk 10 anggota BRICS, 10 negara mitra, dan 8 tamu. Banyak negara ingin bergabung, dan ini menunjukkan Indonesia semakin didengar dan dihormati di dunia internasional,” tutupnya.

MEMBACA  Iran akan menghadapi sanksi baru karena menyediakan misil ke Rusia, kata Blinken

Halaman Selanjutnya
“Pak Presiden selalu percaya ‘seribu teman masih kurang, satu musuh terlalu banyak’. Karena itu, Indonesia berusaha berkolaborasi dan bergabung dengan banyak organisasi, termasuk BRICS,” lanjut Seskab Teddy.