Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berjanji akan memberikan dukungan penuh untuk tanggap darurat dan upaya pemulihan lingkungan setelah letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Wakil BNPB untuk Sistem dan Strategi, Raditya Jati, mengatakan pada Jumat lalu bahwa langkah darurat saat ini berfokus pada membersihkan abu dan lumpur yang menghalangi akses dan mengganggu aktivitas warga.
Memenuhi kebutuhan dasar dan menyediakan layanan untuk para pengungsi juga tetap menjadi prioritas pemerintah.
BNPB menyediakan manajemen logistik dan peralatan untuk mempercepat operasi di lapangan.
Bantuan ini termasuk pengiriman persediaan makanan, peralatan evakuasi, dan alat-alat untuk mendukung pembersihan wilayah.
Jati mengkonfirmasi bahwa rute Lumajang-Malang via Gladak Perak telah dibuka kembali setelah tim gabungan menyelesaikan penghilangan abu vulkanik.
“Pembukaan kembali akses ini penting untuk mengurangi kemacetan yang terjadi karena penutupan jalan pasca letusan,” ujarnya.
Menurut Badan Geologi Kementerian ESDM, Gunung Semeru meletus pada Rabu (19 November) pukul 4 sore waktu setempat, menghasilkan kolom abu yang naik sekitar 2.000 meter di atas puncak.
Letusan ini menghasilkan awan panas yang bergerak hingga tujuh kilometer dari puncak, dengan abu tebal berwarna kelabu mengarah ke utara dan barat laut.
Pembacaan seismogram dari pos pantau gunung api Lumajang mencatat amplitudo maksimum 40 milimeter dan durasi sekitar 16 menit 40 detik.
Meskipun aktivitas erupsi berakhir pada pukul 6:11 malam waktu setempat, pihak berwenang setempat dan Badan Geologi tetap mempertahankan status Level IV, atau “Siaga”, untuk mengantisipasi potensi aktivitas vulkanik lanjutan.
Status peringatan ini juga menjadi dasar bagi pemerintah kabupaten Lumajang untuk menetapkan status darurat bencana aktif, yang berlaku hingga 26 November.