Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyusun peta risiko ketahanan bencana hidro-meteorologi selama 25 tahun untuk ibu kota baru (IKN) Nusantara.
“BNPB terlibat dalam penyusunan peta risiko untuk IKN dalam 20-25 tahun ke depan,” kata Kepala Pusat Data Bencana, Informasi, dan Komunikasi BNPB, Abdul Muhari, pada Jumat.
Menurutnya, peta risiko itu telah tercermin dalam rencana pengembangan infrastruktur, termasuk untuk pengendalian aliran sungai, pembangunan drainase, dan daerah resapan air.
Penggunaan peta risiko tersebut sangat penting mengingat topografi dataran rendah IKN, yang dilintasi oleh Sungai Sepaku yang rentan meluap dan menyebabkan banjir saat hujan deras, tambah Muhari.
Pihaknya juga telah melakukan beberapa upaya untuk mengendalikan risiko banjir dari area Penajam Paser Utara, yang berpotongan dengan IKN, dengan bantuan pemerintah pusat/daerah dan otoritas terkait dari sektor swasta.
Upaya yang melibatkan optimasi penyerapan air dan normalisasi aliran sungai di Penajam Paser Utara telah memberikan hasil yang menjanjikan.
Terkait berita: BNPB menyoroti beberapa daerah terdampak banjir berdasarkan peta prakiraan
Sebagai contoh, banjir yang disebabkan oleh Sungai Sepaku di desa Karang Jinawi, Suka Raja, Bukit Raya pada 16 Juni 2024, cepat terselesaikan tanpa dampak pada IKN. Masyarakat setempat juga dapat segera kembali ke aktivitas mereka, menurut Muhari.
Selain itu, BNPB dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan operasi modifikasi cuaca beberapa waktu lalu dengan menaburkan 16 ton garam untuk mengendalikan hujan di IKN.
“Segala bentuk risiko bencana telah dimasukkan dalam studi tersebut, yang mendukung lancarnya kegiatan pengembangan yang dipercepat di IKN untuk saat ini dan di masa depan,” informasi Muhari.
Mengendalikan bencana hidro-meteorologi dan mengatasi potensi hujan tinggi di Kalimantan telah menjadi fokus pemerintah, terutama di tengah rencana untuk menggelar upacara Hari Kemerdekaan pertama di IKN pada 17 Agustus.
Saat ini, proyek lapangan upacara dan Istana Negara, yang sedang dibangun dalam kerjasama operasional oleh PT PP dan PT Wijaya Karya, telah mencapai 77,9 persen penyelesaian, lebih tinggi dari target sebelumnya sebesar 73 persen.
Fasilitas yang telah dibangun sejauh ini termasuk area plaza tamu agung, lapangan upacara, area lobi, dan area kolom 34 pilar.
Berita terkait: SAR Indonesia menyiapkan peta daerah rawan banjir di Jakarta
Translator: M. Riezko Bima E, Resinta Sulistiyandari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak cipta © ANTARA 2024