Jakarta (ANTARA) – Badan Narkotika Nasional (BNN) dan perusahaan navigasi udara milik negara, AirNav Indonesia, sepakat untuk memperkuat kerjasama dalam mencegah pengedar narkoba menggunakan bandara dan pesawat komersial untuk mengangkut narkotika.
Kolaborasi ini resmi ditandatangani melalui nota kesepahaman (MoU) tentang pencegahan narkoba dan penegakan hukum pada 24 Juni 2025, menurut Komisaris Jenderal BNN Marthinus Hukom di Jakarta pada Jumat kemarin.
MoU serupa juga ditandatangani oleh kantor BNN dan AirNav Indonesia di seluruh 34 provinsi untuk menunjukkan komitmen bersama dalam memerangi narkoba.
Hukom mengatakan kerja sama ini sangat tepat, mengingat baru-baru ini terjadi peningkatan kasus kurir narkoba yang membawa paket haram melalui penerbangan komersil.
“Pada Juni tahun ini, banyak kurir narkoba yang ditangkap menggunakan jalur udara untuk mengirim paket. Makanya, kemitraan kami dengan AirNav sangat penting untuk upaya pencegahan,” jelasnya.
Sebelumnya, BNN Sulawesi Selatan menyelidiki empat kasus penyelundupan melibatkan delapan kurir yang diduga terkait sindikat narkoba lintas negara antara Indonesia dan Malaysia.
Kedelapan tersangka dilaporkan menyelundupkan 2.204 gram sabu-sabu dari Malaysia ke Sulsel antara 25 Mei dan 14 Juni 2025. Mereka, yang hanya diidentifikasi dengan inisial VH, M, AN, KT, SR, H, S, dan JS, ditangkap di Bandara Sultan Hasanuddin dalam operasi gabungan melibatkan Bea Cukai, polisi, dan BNN.
Menurut Djaka Kusmartata, Kepala Kantor Bea Cukai Sulsel, sabu-sabu yang disita—diambil antara 25–27 Mei dan 14 Juni—bernilai lebih dari Rp2,42 miliar (sekitar US$146.500).
Dia menambahkan, penyitaan ini mungkin mencegah lebih dari 10.000 orang dari kecanduan narkoba.
Enam dari delapan tersangka adalah perempuan. Mereka tiba di Makassar melalui penerbangan AirAsia AK 334 dan Malaysia Airlines MH 847 dari Kuala Lumpur, Malaysia.
Tersangka menggunakan metode “body-strapping” untuk menyembunyikan narkoba, yaitu dengan menyimpan paket di pakaian dalam dan sepatu.
Otoritas mencatat, populasi besar Indonesia dan tingginya jumlah pengguna narkoba membuat negara ini menjadi target utama perdagangan narkoba internasional.
Berita terkait: Pemerintah RI dorong sinergi hentikan peredaran narkoba oleh ibu rumah tangga
Berita terkait: Sindikat narkoba rekrut ibu rumah tangga jadi kurir: BNN
Penerjemah: Agatha OV, Rahmad Nasution
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025