Bio Farma Perkuat Kolaborasi untuk Ekosistem Vaksin yang Tangguh

Direktur Utama PT Bio Farma, Shadiq Akasya, mendorong kolaborasi yang lebih erat di antara 46 produsen vaksin dari 17 negara berkembang untuk membangun ekosistem vaksin yang lebih tangguh.

"Mari kita terus membangun ekosistem vaksin yang tangguh. Dunia kita sangat membutuhkan sistem yang siap melindungi setiap kehidupan di mana pun," kata Akasya pada sesi pembukaan Pertemuan Tahunan ke-26 Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) AGM, di sini, pada Rabu.

Dengan tema "Memajukan Inovasi dan Membangun Ekosistem Vaksin yang Tangguh untuk Dunia yang Lebih Aman," Bio Farma, sebagai tuan rumah bersama dan anggota pendiri DCVMN, mendorong semua anggota jaringan untuk tidak hanya memperluas kapasitas produksi vaksin, tetapi juga memastikan bahwa inovasi, kualitas, dan akses yang setara berjalan beriringan.

Berbagai upaya yang telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, katanya, menunjukkan bahwa kekuatan kemitraan kesehatan global terletak pada kemampuan para pemangku kepentingan untuk bekerja sama melintasi batas negara, berbagi keahlian, dan saling memberdayakan untuk memenuhi kebutuhan vaksin dunia.

Melalui AGM DCVMN ke-26, Akasya juga menekankan pentingnya inovasi dalam pengembangan vaksin dan upaya mengatasi masalah pendanaan, serta kebutuhan akan jaringan yang lebih kuat agar negara berkembang tidak bergantung pada negara lain.

Sebagai salah satu produsen vaksin global, Bio Farma juga menegaskan kembali komitmennya untuk terus meningkatkan kapasitas produknya untuk melindungi dunia melalui vaksin.

Bio Farma saat ini merupakan pemasok utama vaksin polio. "Dan ke depannya, kami masih menginginkan beberapa peningkatan untuk kapasitas kami agar dapat meningkatkan dan melindungi dunia dengan berbagai produk baru yang dibutuhkan untuk memperkuat kesehatan masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dewan DCVMN Adriansjah Azhari mencatat bahwa AGM ke-26 DCVMN tidak hanya merupakan cerminan dari komitmen bersama mereka terhadap akses vaksin yang adil, tetapi juga perayaan atas kemajuan luar biasa yang telah dicapai bersama dalam memperkuat keamanan kesehatan global.

MEMBACA  HKI: Mempercepat Investasi di Kawasan Industri Tanggung Jawab Pemerintah dan Pengusaha

"Anggota DCVMN telah menunjukkan ketangguhan, kolaborasi, dan kepemimpinan dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat yang terus berkembang. DCVMN merupakan bukti dari apa yang telah dicapai negara berkembang ketika kita bekerja sama," katanya selama pertemuan tersebut.

Selama bertahun-tahun, jaringan ini terus tumbuh dalam dampak dan pengaruhnya, dari memperluas kapasitas manufaktur hingga memajukan teknologi vaksin baru.

"Kekuatan kolektif mereka terletak pada visi bersama untuk membuat vaksin berkualitas tersedia, terjangkau, dan dapat diakses oleh semua," tambahnya.

Karenanya, Azhari berharap agar AGM ke-26 ini dapat menyatukan semua pihak untuk mengeksplorasi peluang baru guna memperkuat keamanan vaksin dan kapasitas manufaktur di semua wilayah.

"Diskusi kita akan membantu membentuk masa depan kemitraan dan merencanakan langkah kita selanjutnya menuju ekosistem vaksin yang lebih tangguh dan adil melalui kemajuan inovasi," ucapnya.

Didirikan pada tahun 2000, DCVMN adalah jaringan global yang terdiri dari 46 produsen vaksin dari 17 negara berkembang di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin, termasuk Argentina, Bangladesh, Brasil, China, Ghana, India, Indonesia, Arab Saudi, Senegal, Serbia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam.

Jaringan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas produsen vaksin di negara berkembang melalui advokasi, menjalin kolaborasi, meningkatkan wallet share, dan pelatihan profesional tentang kemajuan teknologi, penelitian dan pengembangan, serta transfer pengetahuan.