Penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) serta pengembangan industri hijau merupakan tren yang tidak dapat dihindari, bukan pilihan, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia.
Di tengah terus berlanjutnya peralihan global menuju energi bersih, Indonesia harus mengambil peran strategis dengan memprioritaskan konservasi lingkungan dan mengoptimalkan energi bersih, katanya dalam acara Penganugerahan Republika Environmental, Social, and Governance (ESG) di Jakarta pada Kamis.
\”Saat ini, dunia sedang membicarakan tentang energi hijau dan industri hijau yang bertujuan untuk keberlanjutan jangka panjang. Jadi, saya pikir kita tidak punya pilihan lain. Di masa depan, pembangunan yang berorientasi pada lingkungan harus menjadi bagian penting,\” tambahnya.
Dia mencatat bahwa tren menggunakan energi ramah lingkungan bahkan telah merambah sektor perbankan.
Di beberapa negara, termasuk di Eropa, bank saat ini membutuhkan rekomendasi dari lembaga lingkungan untuk memberikan pembiayaan.
\”Di Eropa dan beberapa negara lain, bank hanya akan memberikan kredit jika ada rekomendasi dari lembaga pengamat lingkungan,\” katanya.
Dia juga menekankan bahwa langkah tersebut bukan hanya tanggung jawab saat ini, tetapi juga upaya untuk meninggalkan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang.
\”Apa yang kita lakukan sekarang adalah untuk meninggalkan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak dan cucu kita,\” katanya.
Indonesia memiliki potensi besar untuk memaksimalkan penggunaan energi hijau, tambahnya.
Dengan sumber daya energi terbarukan yang melimpah, Indonesia dianggap memiliki kapasitas yang cukup untuk memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi emisi karbon.
\”Kita memiliki kemampuan luar biasa untuk sumber daya alam. Energi terbarukan kita cukup melimpah,\” tegasnya.
Bahlil juga menjelaskan pentingnya menjaga hutan yang ada dan memanfaatkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) untuk mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga menyatakan pandangan serupa.
Dia menekankan bahwa menjaga lingkungan bukan lagi pilihan, tetapi sebuah kebutuhan dan perhatian global.
\”Keberlanjutan lingkungan bukan lagi pilihan, tetapi sebuah kebutuhan. Dan, ini adalah perhatian bagi seluruh dunia, bukan hanya bagi kita,\” katanya.
Dengan tren global yang semakin meningkat menuju keberlanjutan, Lahadalia dan Hasan juga sepakat tentang pentingnya langkah konkret oleh Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim dan memanfaatkan potensi energi terbarukan yang ada.
Berita terkait: Indonesia dapat membantu dunia mencapai emisi net-zero: Menteri
Berita terkait: Jokowi desak penyederhanaan izin untuk memanfaatkan potensi panas bumi
Berita terkait: Indonesia akan memasok 2-3 gigawatt listrik hijau ke Singapura
Translator: Kelik Dewanto, Yashinta Difa
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024