Puluhan Siswa di Garut Alami Keracunan Makanan dari Program MBG
Garut (ANTARA) – Puluhan siswa dari tiga sekolah di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mendapatkan perawatan medis setelah menunjukkan gejala keracunan makanan pada hari Selasa. Mereka keracunan setelah menyantap hidangan dari Program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala Puskesmas Kadungora, Noni Cahyana, melaporkan bahwa jumlah siswa yang dirawat awalnya 19 orang, tetapi kemudian bertambah sekitar 10 orang lagi.
Korban terdiri dari dua siswa sekolah dasar, delapan siswa dari SMP PGRI Kadungora, dan sebagian besar berasal dari SMP Negeri 1 Kadungora. Seorang guru juga melaporkan gejala serupa setelah mencicipi makanan dari program tersebut.
Gejala yang dialami para siswa antara lain pusing, mual, dan sesak nafas.
Orang tua dari salah satu korban, Wiwin, mengatakan anaknya langsung mengeluh sulit bernapas setelah makan makanan MBG di sekolah. Hingga sore hari, semakin banyak siswa yang terus berdatangan ke puskesmas untuk berobat.
Petugas medis tetap siaga untuk menangani para korban, sementara polisi mengamankan lokasi dan mengambil keterangan dari beberapa saksi.
Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) telah menunda sementara 56 Unit Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai respons atas serangkaian kasus keracunan makanan yang dikaitkan dengan program MBG.
BGN melaporkan minggu lalu bahwa antara Januari dan September 2025, tercatat ada 70 insiden keamanan pangan, termasuk kasus keracunan, yang mempengaruhi 5.914 penerima MBG.
Dari jumlah tersebut, sembilan kasus dengan 1.307 korban terjadi di Wilayah I Sumatra, 41 kasus dengan 3.610 penerima terdampak di Wilayah II Jawa, dan 20 kasus dengan 997 orang terdampak di Wilayah III yang meliputi Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, dan Nusa Tenggara.
Berita terkait: Komnas HAM akan selidiki program makanan gratis setelah kasus keracunan
Berita terkait: Siaga keamanan pangan: Ombudsman minta pengawasan MBG yang lebih ketat
Penerjemah: Feri Purnama, Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025