Pekanbaru, Riau (ANTARA) – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berhasil menyelamatkan seekor beruang madu betina (Helarctos malayanus) yang terjerat perangkap di Desa Batu Rijal Hilir, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu.
Kepala BBKSDA Riau, Supartono, melaporkan di Pekanbaru pada Jumat bahwa dokter hewan memeriksa beruang tersebut dan menemukan luka ringan di kulitnya, sesuai dengan luka akibat jerat nilon.
"Dilihat dari kondisi lukanya, diperkirakan hewan ini terjerat kurang dari 48 jam," kata Supartono.
Operasi penyelamatan dilakukan setelah BBKSDA menerima laporan dari warga yang prihatin pada Senin (14 Juli).
Keesokan harinya, Tim Penyelamat Satwa BBKSDA Riau segera dikirim.
Mereka dengan hati-hati mengamankan satwa dilindungi itu dari kebun warga, memastikan keselamatannya selama proses yang rumit ini.
Setelah diselamatkan, beruang madu dibawa ke Pusat Penyelamatan Satwa di Pekanbaru untuk menjalani rehabilitasi dan pemulihan.
BBKSDA Riau juga mengimbau masyarakat agar tidak memasang jerat atau melakukan aktivitas yang membahayakan satwa liar, terutama spesies yang dilindungi undang-undang.
Masyarakat juga didorong untuk melaporkan kejadian serupa kepada pihak berwenang agar tindakan tepat bisa diambil.
"Memasang jerat untuk satwa dilindungi memiliki konsekuensi hukum yang berat," tegas Supartono, menekankan seriusnya pelanggaran tersebut.
Kejadian ini mirip dengan kasus pada 6 Maret 2025, ketika seekor beruang madu jantan ditemukan terperangkap dan menderita luka tusukan tombak di Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling, Kabupaten Kampar.
Beruang itu ditemukan dalam kondisi lemah dengan banyak luka, dan pemeriksaan menunjukkan ia kehilangan satu kaki depan akibat jerat yang terlalu lama, sementara kaki lainnya menunjukkan tanda-tanda pembusukan parah.
Berita terkait: Kementerian dan pemangku kepentingan Kalbar upayakan pelestarian beruang madu
Reporter: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025