Batam, Kepulauan Riau (ANTARA) – Kota Batam mencatat lebih dari 100.000 wisatawan asing per bulan dari Januari hingga Juli 2025. Hal ini mendorong pemerintah kota untuk mengupayakan aturan visa yang lebih fleksibel bagi turis dari Jepang, Korea, China, dan India.
Dalam keterangan pers hari Sabtu, Kepala Pariwisata Batam Ardiwinata mengatakan tren ini sangat baik untuk mencapai target 1,7 juta wisatawan mancanegara di tahun 2025.
“Kalau aturan visa untuk Batam khususnya dipermudah, saya percaya kedatangan akan tumbuh lebih cepat lagi. Sebelum COVID19, wisatawan dari Korea dan China sangat banyak; memberi mereka prioritas bisa bawa kita kembali ke level itu,” ujarnya.
Meskipun sebagian besar pengunjung masih berasal dari Malaysia, profil pengunjungnya telah berubah, kata Ardiwinata.
“Dulu sebagian besar pria yang main golf. Sekarang keluarga yang datang — untuk kuliner, belanja, bahkan wisata religi. Fasilitas Batam sekarang lebih lengkap dan beragam,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa rata-rata kedatangan wisman per bulan melebihi 100.000, dengan puncaknya di Juni mencapai 150.000. Meski masih di bawah angka tertinggi pra-pandemi tahun 2019, angkanya terus naik dari tahun ke tahun.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk periode Januari-Juli 2025 menunjukkan total 861.712 kunjungan wisatawan asing, meningkat 21,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Jumlah bulanan adalah: Januari, 124.481; Februari, 104.684; Maret, 100.279; April, 100.442; Mei, 140.831; Juni, 167.469; dan Juli, 123.526.
Batam menawarkan berbagai macam atraksi — pantai, wisata budaya berbasis masyarakat, dan situs religi termasuk Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah, Vihara Duta Maitreya, Kuil Lalita, dan lain-lain.
Malaysia masih menjadi pasar sumber utama, menyumbang hampir 80 persen dari total wisatawan asing di Provinsi Kepulauan Riau.
Ardiwinata mengapresiasi kerjasama antar penyedia transportasi, pelaku hotel, agen perjalanan, dan pengelola destinasi yang memperkuat ekosistem pariwisata Batam.
Mengingat kedekatan geografis Batam dengan Singapura dan berbatasan dengan hub perjalanan utama ini, pemerintah percaya fleksibilitas visa dapat membuka pertumbuhan lebih lanjut dalam kedatangan internasional.
Berita terkait: Kementerian bersinergi kembangkan pariwisata bahari Barelang
Berita terkait: Promosikan pembayaran digital QRIS di kalangan turis Malaysia dan Singapura
Penerjemah: Amandine N, Rahmad Nasution
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025